RRT Alami Kenaikan Cadangan Devisa
BEIJING, SATUHARAPAN.COM – Republik Rakyat Tiongkok (RRT) Tiongkok membalikkan penurunan cadangan devisa masifnya selama empat bulan pada Maret 2016, saat aliran modal yang meninggalkan negara tersebut mereda. Dalam keterangan resmi Bank Sentral RRT pada Kamis (7/4) seperti diberitakan Channel News Asia.
Cadangan devisa Tiongkok naik 10,3 miliar dolar Amerika (sekitar Rp 135,6 triliun) menjadi 3,21 triliun dolar Amerika (sekitar Rp 42,26 kuadriliun) pada akhir Maret, ujar bank sentral rakyat Tiongkok di situsnya, melampaui prediksi penurunan rata-rata ekonom sebesar 6,3 miliar dolar Amerika (sekitar Rp 82,95 triliun) dalam survei Bloomberg News.
Data itu merupakan tanda positif bagi pembuat kebijakan di Beijing, yang berupaya meyakinkan kembali investor yang cemas terkait prospek ekonomi negara perekonomian terbesar kedua di dunia itu dan depresiasi lebih lanjut atas mata uang yuan.
Pihak berwenang berulang kali menegaskan tidak ada dasar melakukan devaluasi drastis mata uang tersebut dan memperketat pengendalian modal untuk menghentikan aliran uang ke luar negeri.
Sejak awal tahun ini nilai tukar acuan yuan terhadap dolar Amerika secara mengejutkan diturunkan oleh pihak berwenang, pelarian modal melonjak, dan lembaga pemeringkat utang Moody dan S&P memangkas prospek mereka terhadap obligasi pemerintah Tiongkok.
Ekonom IHS Global Insight asal Beijing, Brian Jackson mengatakan sejumlah kebijakan pemerintah berhasil mengendalikan pasar. “Ada banyak pihak yang bertaruh bahwa yuan akan jatuh dalam kuartal pertama tahun ini,” kata Jackson.
Dia menambahkan pihak berwenang Beijing termotivasi untuk menggunakan kekuatannya untuk membalikkan taruhan tersebut terhadap yuan. (channelnewsasia.com).
Editor : Eben E. Siadari
Dampak Childfree Pada Wanita
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Praktisi Kesehatan Masyarakat dr. Ngabila Salama membeberkan sejumlah dam...