Rupiah dan IHSG Rabu Pagi Menguat
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu (30/4) pagi bergerak menguat sebesar 35 poin menjadi Rp 11.513 dibandingkan sebelumnya di posisi Rp 11.548 per dolar AS.
"Ekspektasi pasar terhadap inflasi April yang masih terjaga menjadi salah satu katalis pendorong mata uang rupiah menguat pagi ini," kata Kepala Riset Trust Securities Reza Priyambada di Jakarta, Rabu.
Ia menambahkan bahwa ekspektasi positif juga datang untuk data neraca perdagangan Indonesia yang diproyeksikan kembali mengalami surplus.
"Meski secara akumulasi neraca perdagangan Indonesia masih defisit, namun trennya cenderung menyempit," katanya.
Kendati demikian, menurut dia, sentimen dari eksternal masih membatasi laju nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menyusul rencana bank sentral AS (the Fed) yang akan kembali mengurangi stimulus keuangannya sebesar 10 miliar dolar AS.
Di sisi lain, lanjut dia, sanksi internasional yang dikenakan kepada Rusia, lalu data inflasi Jerman yang di bawah estimasi dan melambatnya ekonomi Inggris dapat berdampak negatif bagi pemulihan ekonomi global.
"Sentimen di pasar keuangan cukup bervariasi sehingga pergerakan rupiah cenderung masih terbatas," ucapnya.
IHSG
Indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) Rabu naik sebesar 14,55 poin setelah beberapa data kinerja emiten kuartal I 2014 sesuai ekspektasi.
IHSG BEI dibuka naik 14,55 poin atau 0,30 persen menjadi 4.834,24 , sedangkan indeks 45 saham unggulan (LQ45) menguat 3,79 poin (0,47 persen) ke level 815,88.
Analis Kresna Securities Etta Rusdiana Putra di Jakarta, Rabu mengatakan bahwa penguatan IHSG BEI dipicu dari sentimen domestik yakni beberapa kinerja emiten periode kuartal I 2014 sesuai dengan ekspektasi.
"Mayoritas laporan keuangan emiten sesuai dengan ekspektasi pasar sehingga mampu meredam tekanan jual pada saham-saham di dalam negeri," katanya.
Mempertimbangkan hal itu, Etta Rusdiana Putra mengatakan bahwa setelah indeks BEI sempat tertekan maka saat ini merupakan kesempatan untuk melakukan akumulasi saham terutama untuk investasi jangka panjang.
Ke depan, lanjut dia, diperkirakan sentimen domestik masih akan menjadi penopang bursa saham domestik, apalagi didukung oleh data inflasi dan neraca perdagangan yang juga sesuai dengan harapan pelaku pasar.
Kendati demikian, menurut Etta Rusdiana Putra, sentimen global tetap perlu dicermati karena dapat menjadi faktor penahan laju pergerakan indeks BEI seiring dengan penyesuaian pasar terhadap rencana pengurangan stimulus bank sentral AS (the Fed) sebesar 10 miliar dolar AS.
"IHSG kami perkirakan bergerak di kisaran 4.785--4.860 pada Rabu ini (30/04)," katanya.
Bursa regional, di antaranya indeks Hang Seng melemah 74,80 poin (0,33 persen) ke level 22.379,09, indeks Nikkei naik 95,41 poin (0,67 persen) ke level 14.383,64 dan Straits Times menguat 24,38 poin (0,76 persen) ke posisi 3.263,20. (Ant)
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...