Rupiah Ditutup Menguat Ke Posisi Rp 11.856, IHSG Ditutup Naik
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Jumat sore bergerak menguat sebesar 119 poin ke posisi Rp 11.856 dibanding sebelumnya Rp 11.975 per dolar AS.
"Defisit neraca transaksi berjalan Indonesia yang mengecil mendorong mata uang negara berkembang, termasuk Indonesia menguat," kata Kepala Riset Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra di Jakarta, Jumat (14/2).
Ia menambahkan, angka defisit transaksi berjalan diperkirakan dapat berkurang terhadap produk domestik bruto (PDB) pada 2014 menyusul data perekonomian domestik semakin membaik, sehingga nilai tukar rupiah stabil.
Dari eksternal, lanjut dia, data AS yang di luar estimasi mendorong sentimen minat terhadap aset berisiko (risk appetite) dapat meningkat seperti nilai tukar mata uang. Data-data AS yang kurang positif itu menimbulkan asumsi bahwa Bank Sentral AS masih akan memberikan pelonggaran stimulusnya.
Ia menambahkan kondisi politik di dalam negeri juga cenderung kondusif sehingga investor asing akan merasa nyaman.
Pengamat Pasar Uang Bank Himpunan Saudara, Rully Nova menambahkan fundamental ekonomi domestik yang kondusif juga terlihat dari cadangan devisa Indonesia yang sebesar 100,651 miliar dolar AS pada Januari 2014.
"Posisi cadangan devisa di atas 100 miliar dolar AS itu membuat psikologis pasar keuangan domestik, itu yang membuat transaksi rupiah menguat," kata dia.
Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada hari Jumat ini (14/2), tercatat mata uang rupiah menguat menjadi Rp 11.886 dibanding sebelumnya (13/2) di posisi Rp 12.073 per dolar AS.
IHSG
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Jumat kembali ditutup menguat ke posisi 4.508 poin masih ditopang sentimen positif ekonomi domestik.
IHSG BEI ditutup naik sebesar 16,38 poin atau 0,36 persen ke posisi 4.508,04. Sedangkan indeks 45 saham unggulan (LQ45) menguat 2,92 poin (0,38 persen) ke level 757,59.
"Kami melihat bahwa sentimen positif dari segi makro ekonomi domestik masih tercermin di pergerakan harga IHSG yang kembali mengalami penguatan," kata analis HD Capital Yuganur Wijanarko di Jakarta, Jumat.
Ia menambahkan, saham konsumer dan ritel secara teknikal masih cukup kuat untuk melanjutkan penguatan.
Kendati demikian, lanjut dia, beberapa saham cenderung memasuki jenuh beli harian sehingga diperkirakan kenaikan indeks BEI lebih lanjut bisa kurang optimal.
Ia merekomendasikan beberapa saham yang dapat diperhatikan untuk awal pekan depan (Senin, 17/2) diantaranya Tiga Pilar Sejahtera Food (AISA), Indofood Sukses Makmur (INDF), Ace Hardware Indonesia (ACES), Ramayana Lestari Sentosa (RALS).
Kepala Riset Trust Securities Reza Priyambada menambahkan pelaku pasar asing yang masih mencatatkan beli saham menjadi salah satu penopang indeks BEI meningkat. Dalam data perdagangan efek di BEI tercatat beli bersih asing (net buy) senilai Rp44,44 miliar pada Jumat ini.
Menurut dia, IHSG pada akhir pekan ini masih mencoba untuk tetap bertahan di area positif, namun beberapa pelaku pasar yang mencoba untuk melepas saham untuk ambil untung juga besar.
"Adanya potensi untuk `profit taking` dapat mengubah arah IHSG. Waspadai pergerakan IHSG selanjutnya," kata dia.
Transaksi perdagangan saham di BEI tercatat sebanyak 159.802 kali dengan volume mencapai 3,87 miliar lembar saham senilai Rp5,19 triliun.
Bursa regional, diantaranya indeks Hang Seng menguat 132,88 poin (0,60 persen) ke level 22.298,41, indeks Nikkei turun 221,71 poin (1,53 persen) ke level 14.313,03 dan Straits Times melemah 1,19 poin (0,04 persen) ke posisi 3.038,71. (Ant)
Bertemu PM Pakistan, Prabowo Bahas Peningkatan Kerja Sama Ek...
KAIRO, SATUHARAPAN.COM-Presiden Prabowo Subianto melakukan pertemuan bilateral dengan Perdana Menter...