Rupiah Menguat ke Posisi Rp 11.886, IHSG Juga Menguat
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Jumat (14/2) pagi bergerak menguat sebesar 89 poin ke posisi Rp 11.886 dibanding sebelumnya Rp 11.975 per dolar AS.
"Munculnya harapan akan berlanjutnya momentum pertumbuhan ekonomi China dapat memberikan optimisme akan keberlanjutan pertumbuhan ekonomi dunia sehingga investasi di negara berkembang kembali diminati investor dan menguatkan mata uangnya," kata Kepala Riset Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra di Jakarta, Jumat.
Ariston Tjendra menambahkan dolar AS cenderung melemah terhadap mata uang utama lainnya, pascadata penjualan ritel dan klaim pengangguran AS yang menurun atau meleset dari ekspektasi pasar sehingga memicu kekhawatiran terhadap ekonomi AS.
Dari dalam negeri, lanjut dia, defisit neraca transaksi berjalan Indonesia yang mengecil telah membuat rupiah menjadi mata uang negara berkembang dengan performa terbaik sehingga akan mendorong dana asing masuk ke Indonesia menuju saham dan obligasi.
"Risiko pada rupiah telah mereda seiring defisit `current account` yang menyempit. Nilai tukar rupiah akan diperdagangkan di kisaran Rp 11.835-Rp 11.955 untuk hari ini," kata dia.
Sementara itu, Kepala Riset Trust Securities, Reza Priyambada menambahkan ekspektasi akan membaiknya kondisi makro ekonomi Indonesia membuat nilai tukar rupiah masih bertahan di jalur positifnya.
"Bahkan, Bank Indonesia yang memutuskan BI rate tetap dinilai positif pasar karena dapat menopang pertumbuhan ekonomi yang sempat melambat," kata Reza.
IHSG
IHSG BEI dibuka naik sebesar 12,99 poin atau 0,29 persen ke posisi 4.504,65. Sedangkan indeks 45 saham unggulan (LQ45) menguat 3,37 poin (0,45 persen) ke level 758,05.
"Sejumlah pernyataan yang berkenaan pandangan baik terhadap ekonomi Indonesia menjadi sinyal positif terhadap indeks saham Indonesia seperti, pernyataan Menteri Keuangan bahwa `cash flow` pemerintah dalam posisi aman," kata Head of Research Valbury Securities, Alfiansyah di Jakarta, Jumat.
Alfiansyah menambahkan nilai tukar rupiah yang mulai stabil menyusul kondisi ekonomi domestik maupun global terutama China yang diperkirakan membaik ikut mempengaruhi neraca perdagangan Indonesia.
"Hal itu akan semakin menyempitnya defisit neraca transaksi berjalan. Stabilitas dari nilai tukar rupiah berdampak positif bagi pergerakan IHSG," kata dia.
Dari ekternal, lanjut dia, kenaikan indeks saham AS Kamis malam akan memberikan dorongan bagi IHSG untuk melaju ke teritorial positif.
Sementara itu, analis Panin Sekuritas Purwoko Sartono menambahkan, kinerja IHSG yang positif mencerminkan pandangan investor terhadap beberapa data makro ekonomi Indonesia yang dirilis beberapa hari terakhir ini.
Purwoko memproyeksikan, IHSG BEI akan bergerak konsolidasi pada akhir pekan ini (14/2) di kisaran 4.470-4.510 poin.
Bursa regional, diantaranya indeks Hang Seng menguat 131,98 poin (0,60 persen) ke level 22.297,51, indeks Nikkei turun 38,49 poin (0,26 persen) ke level 14.496,25 dan Straits Times melemah 1,72 poin (0,06 persen) ke posisi 3.038,18. (Ant)
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Bertemu PM Pakistan, Prabowo Bahas Peningkatan Kerja Sama Ek...
KAIRO, SATUHARAPAN.COM-Presiden Prabowo Subianto melakukan pertemuan bilateral dengan Perdana Menter...