Rupiah Pagi Melemah Tipis Menjadi Rp 11.715
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM Nilai mata uang rupiah pada Senin pagi (25/11) bergerak melemah menjadi Rp 11.715 per dolar AS seiring dengan masih adanya kekhawatiran terhadap pengurangan stimulus keuangan oleh Bank Sentral AS.
Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Senin pagi bergerak melemah sebesar 13 poin menjadi Rp 11.715 dibanding posisi sebelumnya (22/11) di Rp 11.702 per dolar AS.
"Nilai tukar rupiah kembali melemah setelah pelaku pasar merespons hasil Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) pada pekan lalu yang masih mengisyaratkan adanya pengurangan stimulus keuangan," kata Kepala Riset Trust Reza Priyambada di Jakarta, Senin (25/11).
Selain itu, lanjut dia, laju mata uang yuan China dan yen Jepang juga masih melemah seiring dengan sentimen internal China berupa imbas pelemahan data manufaktur dan internal Bank Sentral Jepang yang berupaya untuk membatasi peningkatan imbal hasil jangka panjang.
Analis Monex Investindo Futures, Zulfirman Basir menambahkan bahwa pelaku pasar uang di dalam negeri masih khawatir dengan potensi Bank Sentral AS atau the Fed akan mulai mengurangi jumlah pemberian stimulus moneter dalam waktu dekat.
"Di akhir pekan lalu, Presiden Fed of Atlanta Dennis Lockhart dan Presiden Fed of Kansas Ester George mengutarakan bahwa adanya kemungkinan pengurangan stimulus moneter pada pertemuan di Desember mendatang," kata dia.
Selain itu, lanjut dia, investor juga cemas dengan berlarutnya defisit neraca perdagangan dan "current account", tingginya inflasi dan perlambatan ekonomi Indonesia.
IHSG Dibuka Menguat Menjadi 4.329 Poin
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) Senin (25/11) dibuka menguat 11,42 poin atau 0,26 persen menjadi 4.329,38 poin didorong faktor teknikal, sedangkan indeks 45 saham unggulan (LQ45) menguat 2,92 poin (0,40 persen) ke level 723,81.
Analis Samuel Sekuritas, Benedictus Agung di Jakarta, Senin mengatakan bahwa faktor teknikal mendorong IHSG BEI bergerak dalam area positif setelah mengalami koreksi cukup signifikan dalam tiga hari terakhir.
"Mayoritas bursa Asia juga dibuka menguat pagi ini seiring penguatan bursa AS di akhir pekan lalu sehingga menambah sentimen positif bagi indeks BEI," katanya.
Sementara itu, Kepala Riset Trust Securiites Reza Priyambada mengatakan bahwa potensi pelaku pasar untuk kembali melepas sahamnya masih ada sehingga IHSG diperkirakan hanya mengalami penguatan terbatas.
"Pelaku pasar cenderung melakukan transaksi jangka pendek atau hanya dimanfaatkan untuk spekulasi masuk pasar sesaat dan ketika IHSG sempat menguat dimanfaatkan untuk aksi ambil untung," tambahnya.
Meski demikian, ia mengharapkan bahwa sentimen positif dari menguatnya bursa saham AS pada pekan lalu dapat berimbas baik pada IHSG BEI di awal pekan ini.
"Pada Senin ini diperkirakan IHSG BEI akan bergerak di kisaran 4.308-4360 poin," katanya.
Bursa regional, di antaranya indeks Hang Seng menguat 30,98 poin (0,13 persen) ke level 23.727,26, indeks Nikkei-225 naik 208,42 poin (1,35 persen) ke level 15.590,15, dan Straits Times menguat 3,55 poin (0,11 persen) ke posisi 3.176,16. (Ant)
Dampak Childfree Pada Wanita
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Praktisi Kesehatan Masyarakat dr. Ngabila Salama membeberkan sejumlah dam...