Rupiah Rabu Sore Melemah 83 Poin, IHSG Menguat 26,47 Poin
JAKARTA, SATUHARAPAN - Mata uang rupiah Rabu (6/11) sore kembali mengalami pelemahan sebesar 83 poin terhadap dolar AS didorong belum adanya kepastian pengurangan stimulus keuangan bank sentral AS (the Fed).
Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu sore bergerak melemah 83 poin menjadi Rp 11.423 dibanding posisi sebelumnya (4/11) Rp 11.340 per dolar AS.
Analis Pasar Uang Bank Mandiri, Rully Arya Wisnubroto di Jakarta, Rabu mengatakan bahwa belum adanya kepastian mengenai pengurangan (tapering-off) stimulus keuangan the Fed masih menjadi sentimen negatif bagi mata uang domestik.
"Sentimen di pasar keuangan global tidak ada kepastian, sehingga cenderung menekan mata uang rupiah," ujarnya.
Dari dalam negeri, lanjut Rully, melambatnya pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III 2013 menjadi salah satu pendorong nilai tukar domestik tertekan terhadap dolar AS.
"Tercatat pertumbuhan ekonomi Indonesia yang sebesar 5,62 persen "year on year" pada kuartal III melambat atau lebih rendah dari angka triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 5,81 persen," katanya.
Namun, lanjut dia, pelemahan pertumbuhan itu sebenarnya sudah diekspektasikan oleh pelaku pasar. Perlambatan itu terjadi dikarenakan adanya kenaikan bahan bakar minyak (BBM) subsidi dan berdampak pada inflasi sehingga menaikan tingkat suku bunga acuan (BI rate).
Rully mengharapkan bahwa pada kuartal IV 2013 mendatang pertumbuhan ekonomi Indonesia mencatatkan perbaikan sehingga mendorong mata uang domestik kembali ke area positif.
Ia memperkirakan, pergerakan nilai tukar rupiah pada besok (Kamis, 7/11) bergerak di kisaran Rp 11.250 - Rp 11.550 per dolar AS.
Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada hari Rabu ini, tercatat mata uang rupiah melemah menjadi Rp 11.414 dibanding sebelumnya (6/11) di posisi Rp 11.389 per dolar AS.
IHSG
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu ditutup menguat sebesar 26,47 poin di tengah melemahnya mayoritas bursa regional.
IHSG BEI ditutup naik sebesar 26,47 poin atau 0,59 persen ke posisi 4.449,76. Sedangkan indeks 45 saham unggulan (LQ45) menguat 5,91 poin (0,79 persen) ke level 744,15.
Analis Panin Sekuritas, Puwoko Sartono di Jakarta, Rabu mengatakan bahwa Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pertumbuhan ekonomi kuartal III tercatat 5,62 persen atau sesuai dengan ekspektasi sehingga mendorong indeks BEI.
Namun, ia menambahkan indeks BEI cenderung bergerak "mixed" seiring dengan investor global yang masih menunggu data pertumbuhan ekonomi dan tenaga kerja AS pada pekan ini.
"Pertumbuhan ekonomi AS kuartal III 2013 yang akan dirilis diperkirakan sebesar dua persen, lebih rendah dari kuartal sebelumnya yang sebesar 2,5 persen," kata dia.
Ia memproyeksikan bahwa IHSG BEI akan bergerak "mixed" pada Kamis (7/11) dengan kecenderungan menguat terbatas di kisaran 4.410--4.485 poin.
Transaksi perdagangan saham di BEI tercatat sebanyak 134.617 kali dengan volume mencapai 3,47 miliar lembar saham senilai Rp4,74 triliun.
Bursa regional, diantaranya indeks Hang Seng melemah 2,01 poin (0,01 persen) ke level 23.036,94, indeks Nikkei-225 naik 111,94 poin (0,79 persen) ke level 14.337,31, dan Straits Times melemah 0,25 poin (0,01 persen) ke posisi 3.205,29. (Ant)
Jenderal Rusia Terbunuh oleh Ledakan di Moskow, Diduga Dilak...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan pada hari Rabu (18/12) bahwa Rusia ...