Rupiah Senin Pagi di Posisi Rp 11.610 IHSG Menguat
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Senin (26/4) belum bergerak nilainya atau stagnan di posisi Rp 11.610 per dolar AS.
"Nilai tukar rupiah cenderung minim fluktuasi dikarenakan jumlah hari kerja di dalam negeri pada pekan ini yang sedikit seiring hari libur nasional," kata Pengamat Pasar Uang Bank Himpunan Saudara Rully Nova di Jakarta, Senin.
Menurut dia, ruang penguatan bagi rupiah masih cukup terbuka menyusul kondisi fundamental ekonomi di Indonesia masih cukup solid, meski beberapa sentimen terutama dari eksternal masih membatasi kenaikan mata uang domestik.
"Indikasi bank sentral AS (the Fed) berencana untuk normalisasi kebijakan moneternya dengan meningkatkan suku bunga dapat membuat laju mata uang rupiah tertahan," katanya.
Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra menambahkan bahwa sentimen bisnis Jerman yang mengalami penurunan dapat berdampak pada mata uang rupiah.
"Kondisi itu mendorong penguatan dolar AS di pasar global, nilai tukar rupiah dapat terkena dampaknya dari sentimen eksternal," katanya.
Di sisi lain, lanjut dia, pelaku pasar global, termasuk di dalam negeri sedang menantikan hasil pertemuan bank sentral Eropa (ECB) terkait stimulus keuangan dalam mendorong pertumbuhan Eropa.
"Pasar akan menanti petunjuk tambahan mengenai apa yang akan terjadi pada pertemuan dewan ECB pada Kamis pekan ini," katanya.
IHSG
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin dibuka menguat sebesar 11,63 poin mengikuti bursa saham di kawasan Asia.
IHSG BEI dibuka naik 11,63 poin atau 0,23 persen menjadi 4,684,69, sementara kelompok 45 saham unggulan atau LQ45 bergerak menguat 3,03 poin (0,36 persen) menjadi 850,72.
"Bursa Asia pagi ini, termasuk indeks BEI dibuka menguat memfaktorkan sentimen positif dari bursa Amerika Serikat pada akhir pekan lalu," kata Analis Samuel Sekuritas Aiza di Jakarta, Senin.
Ia mengemukakan bahwa positifnya data penjualan rumah baru AS mendorong optimisme para pelaku pasar global termasuk di dalam negeri. Data penjualan rumah baru AS meningkat sejak Oktober 2013 lalu menjadi 433.000, lebih tinggi dari estimasi pasar.
"Kondisi global yang positif akan membuat laju IHSG BEI melanjutkan penguatan pada awal pekan ini, meski nilai tukar rupiah cenderung mengalami tekanan terhadap dolar AS," katanya.
Head of Research Valbury Asia Securities Alfiansyah menambahkan bahwa pada pekan ini, hari transaksi saham di BEI efektif hanya tiga hari, adanya faktor libur dapat berdampak pada aktifitas transaksi di lantai bursa domestik.
Dengan kondisi aktifitas yang terbatas, lanjut dia, maka faktor eksternal akan lebih kuat mempengaruhi IHSG BEI. Diperkirakan indeks BEI akan bergerak bervariasi, dengan peluang menguat masih terbuka.
Bursa regional, di antaranya indeks Bursa Hang Seng menguat 85,87 poin (0,37 persen) ke level 23.051,73, indeks Nikkei naik 104,87 poin (0,73 persen) ke level 14.567,04 dan Straits Times menguat 12,33 poin (0,37 persen) ke posisi 3.290,08. (Ant)
AS Laporkan Kasus Flu Burung Parah Pertama pada Manusia
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Seorang pria di Louisiana, Amerika Serikat, menderita penyakit parah perta...