Rusia Akan Cabut Ratifikasi Perjanjian Larangan Uji Coba Nuklir
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Rusia akan segera membahas pencabutan ratifikasi Perjanjian Larangan Uji Coba Nuklir Komprehensif, kata ketua majelis rendah parlemen pada hari Jumat (6/10).
Vyacheslav Volodin membuat pengumuman tersebut sehari setelah Presiden Rusia, Vladimir Putin, mengemukakan kemungkinan tindakan tersebut, yang selanjutnya dapat meningkatkan ketegangan antara Rusia dan Barat di tengah serangan militer Moskow di Ukraina.
“Pada pertemuan Dewan Duma Negara berikutnya kami pasti akan membahas masalah pencabutan ratifikasi Perjanjian Larangan Uji Coba Nuklir Komprehensif,” kata Volodin dalam sebuah pernyataan.
“Ini sejalan dengan kepentingan nasional negara kita. Dan ini akan menjadi cerminan respons terhadap Amerika Serikat yang belum meratifikasi perjanjian tersebut.”
Rusia meratifikasi perjanjian tersebut pada tahun 2000.
Washington mengumumkan moratorium pengujian pada tahun 1992 dan pada tahun 1996 menandatangani Perjanjian Larangan Uji Coba Komprehensif namun belum meratifikasinya secara resmi.
“Secara teoritis, ada kemungkinan untuk mencabut ratifikasi, dan jika kita melakukan ini, maka ini sudah cukup,” kata Putin pada pertemuan Klub Diskusi Valdai pada hari Kamis (5/10).
Setelah dimulainya serangan Moskow di Ukraina, Putin memerintahkan mobilisasi kekuatan nuklir Rusia dan meningkatkan retorika nuklir, sehingga menimbulkan kekhawatiran mendalam bahwa ia bersedia memulai pertukaran nuklir. (AFP)
Editor : Sabar Subekti
Albania akan Blokir TikTok Setahun
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Pemerintah Albania menyatakan akan memblokir media sosial TikTok selama s...