Rusia Perintahkan Militer Memasuki Ukraina Timur, Ketakutan Terjadi Perang Meningkat
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Presiden Rusia, Vladimir Putin, pada Senin (21/2) memerintahkan pasukan militer untuk "menjaga perdamaian” di dua wilayah Ukraina yang memisahkan diri setelah dia mengakui mereka sebagai wilayah merdeka. Tetapi tidak segera jelas apakah pasukan itu akan memasuki Ukraina.
Pengumuman itu muncul beberapa jam setelah Putin menandatangani dekrit yang mengakui kemerdekaan wilayah separatis, Donetsk dan Lugansk, di Ukraina timur.
Hal itu telah menimbulkan kekhawatiran selama ini bahwa Rusia akan melakukaninvasi ke Ukraina, dan perang pecah di sana, setelah tanda-tanda diplomasi yang dijalankan selama ini tampaknya tidak membuahkan hasil.
“Saya percaya perlu untuk mengambil keputusan yang sudah lama tertunda ini. Saya segera mengakui kemerdekaan dan kedaulatan Republik Rakyat Donetsk dan Republik Rakyat Lugansk," kata Putin dalam pidato yang disiarkan televisi.
Langkah tersebut semakin meningkatkan ketakutan internasional bahwa Rusia akan menyerang Ukraina setiap saat dan memprovokasi Amerika Serikat dan Uni Eropa untuk mengancam dengan sanksi langsung terhadap Moskow.
Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, mengutuk langkah Rusia sebagai “pelanggaran” kedaulatan Ukraina.
"Sekretaris Jenderal sangat prihatin dengan keputusan Federasi Rusia terkait status wilayah tertentu di wilayah Donetsk dan Lugansk di Ukraina," kata juru bicaranya, Stephane Dujarric, dalam sebuah pernyataan.
“Sekretaris Jenderal menganggap keputusan Federasi Rusia sebagai pelanggaran terhadap integritas teritorial dan kedaulatan Ukraina dan tidak sesuai dengan prinsip-prinsip Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa.”
Pengakuan wilayah separatis di Ukraina datang karena lebih dari 150.000 tentara Rusia telah mengepung Ukraina dari tiga sisi. AS telah memperingatkan bahwa Rusia dapat mencoba membuat dalih untuk menyerang Ukraina dengan serangan bendera palsu di timur, wilayah pemberontak yang bergejolak yang baru-baru ini mengalami beberapa pertempuran kecil. (AP/Reuters)
Editor : Sabar Subekti
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...