Saksi Kebangkitan dengan Tindakan Nyata
SATUHARAPAN.COM - Gereja Katolik Indonesia saat memasuki pekan suci dikejutkan dengan peristiwa bom bunuh diri di depan Gereja Katedral Makassar. Peristiwa bom bunuh diri ini terjadi pada saat umat Katolik sedang merayakan Minggu Palma (28/3/2021).
Berita ini menjadi viral dan dengan cepat menyebar luas melalui berbagai media. Pihak Kepolisian dengan sigap langsung melakukan penyelidikan dan dengan cepat menemukan fakta-fakta dari peristiwa ini untuk dikembangkan lebih lanjut.
Seluruh masyarakat Indonesia yang cinta damai mengecam peristiwa ini. Begitu pula sikap Presiden Joko Widodo dan Menag Yaqut Cholil Qoumas yang mengutuk keras aksi terorisme yang memprihatinkan tersebut.
Bom bunuh diri adalah salah satu bentuk aksi dari paham ekstremisme dan intoleransi yang menggemakan kebencian terhadap kelompok lain yang tidak sepaham, bahkan dianggap sebagai musuh yang harus dihancurkan. Tentu saja hal ini berlawanan dengan nilai-nilai Pancasila yang menjunjung tinggi kemanusiaan.
Bagaimana dengan Yesus Kristus yang kita kenangkan peristiwa sengsara, wafat, dan kebangkitanNya pada masa pekan suci? Berbeda dengan orang yang menebarkan kebencian, permusuhan bahkan pembunuhan, Yesus mengajarkan kasih secara total kepada murid-murid-Nya, yaitu untuk mengasihi sampai sehabis-habisnya.
Dia bukan saja mengajar tentang cinta kasih, tetapi memberi teladan nyata kasih yang tak terbatas. Dia rela menderita sengsara bahkan wafat di salib, karena kesetiaan-Nya kepada kehendak Bapa dan kecintaan-Nya kepada manusia. Dia mengorbankan diri-Nya demi penebusan dan keselamatan umat manusia.
Hari ini Gereja memasuki Minggu Paskah III. Rasul Petrus memberi kesaksian akan kebangkitan Yesus Kristus. “Demikianlah Yesus, Pemimpin kepada hidup, telah kamu bunuh, tetapi Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, dan tentang hal itu kami adalah saksi” (Kis.3:15).
Kita pun sebagai murid-murid Yesus berkewajiban menjadi saksi kebangkitan Tuhan. Menjadi saksi kebangkitan Tuhan bukan saja dengan kata-kata, namun melalui perbuatan nyata dalam sikap dan tindakan kita sehari-hari.
Injil Lukas, mengisahkan Yesus yang telah bangkit menampakkan diri kepada semua murid. Peristiwa Yesus menampakkan diri kepada para murid-Nya menjadi bukti bahwa Yesus sungguh bangkit. Dalam hal ini para rasul menjadi saksi kunci akan kebangkitan Tuhan.
Yesus yang telah bangkit meneguhkan hati murid-murid yang masih diliputi keragu-raguan. Dengan memecahkan roti, makan bersama dan mengingatkan kembali firman yang telah disampaikan-Nya, Ia membuka pikiran mereka, sehingga mereka mengerti Kitab Suci.
Amanat penting dalam Injil ini adalah kita harus mewartakan pertobatan dan pengampunan dosa kepada semua orang sebagai buah kebangkitan Tuhan, supaya semakin banyak orang yang diselamatkan. “Dalam nama-Nya berita tentang pertobatan dan pengampunan dosa harus disampaikan kepada segala bangsa, mulai dari Yerusalem. Kamu adalah saksi dari semuanya ini” (Lukas 24:47-48).
Marilah kita membangun sikap pertobatan sejati untuk menjadi saksi kebangkitan Tuhan, dengan melaksanakan firman dan teladan cinta kasih-Nya dalam lingkup keluarga, komunitas, tempat kerja, dan masyarakat. Demi bilur-bilur-Nya yang Kudus, marilah kita membuang segala kebencian dan kejahatan yang timbul dari dalam hati dan pikiran kita. Kiranya hidup kita semakin selaras dengan kehendak Tuhan yang telah terlebih dahulu mengasihi kita.
Listyaningsih (Kemenag)
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...