Sang Pastor dan Pelacur
Hidup haruslah banyak mendengarkan apa yang sering tersembunyi dalam banalitas kehidupan.
SATUHARAPAN.COM – Pada suatu kelas filsafat, dosen saya bercerita. Cerita tentang seorang pastor yang mempunyai kebiasaan yang telah lama menjadi bahan pergunjingan dan kontroversi di kalangan umat dan murid-muridnya. Secara rutin dalam seminggu Sang Pastor akan keluar di malam hari dan pulang di pagi hari. Apalagi timbul desas-desus bahwa dia mendatangi ke tempat yang seharusnya dihindari oleh agamawan sepertinya, yaitu tempat pelacuran.
Demi memastikan kebenaran berita tersebut, maka beberapa muridnya segaja mengikuti secara tersembunyi Sang Pastor pada suatu malam. Di suatu tempat pelacuran mereka melihat dengan mata dan kepala mereka sendiri bahwa Sang Pastor memasuki suatu rumah pelacuran lalu memasuki sebuah kamar. Namun yang mengherankan, keesokan paginya Sang Pastor tetap melayani misa dan berkhotbah dengan penuh inspiratif seperti biasanya.
Akhirnya para muridnya tersebut bersepakat untuk lebih mendalami kegiatan keluar malam Sang Pastor. Seperti malam sebelumnya, mereka mengikuti Sang Pastor dan kali ini sampai mereka mengintip di celah pintu kamar. Apa yang disaksikan oleh para murid sangat di luar dugaan mereka . Sepanjang malam Sang Pastor seperti terlibat percakapan dengan pelacur. Sang Pastor lebih banyak mendengarkan apa yang diutarakan Si Pelacur.
Begitu juga pada malam-malam selanjutnya, dengan pelacur yang berbeda-beda Sang Pastor tampak tekun mendengarkan mereka mencurahkan beban mereka. Akhirnya para murid mengetahui rahasia Pastor yang mereka hormati karena kebijakan dan teladannya itu adalah karena mendengarkan secara langsung manusia yang bergulat dengan beban kehidupan. Manusia yang dianggap hina dan tersingkirkan adalah Sabda Tuhan yang harus didengar.
Mirip dengan cerita tersebut, presiden terpilih negeri ini terkenal dengan blusukan-nya. Presiden ingin mendengar langsung rakyat yang dipimpinnya tanpa distorsi ABS (Asal Bapak Senang) para pejabat di pemerintahannya. Mungkin memang demikianlah cara menguak rahasia kehidupan. Bahwa hidup haruslah banyak mendengarkan apa yang sering tersembunyi dalam banalitas kehidupan. Mendengarkan tidaklah sekadar mendengar. Tetapi, meresapinya untuk kemudian melakoninya dalam kehidupan.
Editor: ymindrasmoro
Email: inspirasi@satuharapan.com
Albania akan Blokir TikTok Setahun
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Pemerintah Albania menyatakan akan memblokir media sosial TikTok selama s...