Satpol PP Tertibkan PKL Lebak Bulus

Satu unit alat berat Ekskavator saat membongkar bangunan semi permanen pedagang kaki lima (PKL) yang ditertibkan oleh ratusan aparat gabungan dari Tentara Nasional Indonesia (TNI), Polisi Republik Indonesia (Polri) dan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) di kawasan Jalan Raya Lebak Bulus, Jakarta Selatan, Rabu (10/6). Penertiban dilakukan lantaran sudah ditertibkan namun para PKL tetap nekat mendirikan bangunan kios dagangannya yang berada di kawasan lokasi pembangunan Mass Rapid Transit (MRT) Lebak Bulus. (Foto-foto: Dedy Istanto).

Dua aparat Satpol PP saat membongkar bangunan kios semi permanen milik pedagang yang ditertibkan karena bukan untuk peruntukkan untuk berjualan.

Salah satu pedagang yang menyelamatkan barangnya lantaran kios miliknya telah ditertibkan oleh para petugas dari Satpol PP.

Para pedagang yang menyelamatkan barang-barang dagangannya lantaran kios bangunannya telah ditertibkan oleh aparat Satpol PP yang tidak diperbolehkan berjualan di kawasan tersebut.

Puluhan aparat Satpol PP saat akan melakukan penertiban terhadap bangunan semi permanen kios PKL yang berjualan di tempat yang bukan peruntukkannya di kawasan Lebak Bulus, Jakarta Selatan.

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Puluhan kios pedagang kaki lima (PKL) ditertibkan aparat gabungan di sepanjang Jalan Raya Lebak Bulus, Jakarta Selatan, Rabu (10/6). Aparat gabungan yang terdiri dari Tentara Nasional Indonesia (TNI), Polisi Republik Indonesia (Polri) dan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) melakukan penertiban terhadap bangunan liar yang berada di dekat kawasan pembangunan Mass Rapid Transit (MRT) Lebak Bulus.

Menurut seorang petugas, penertiban dilakukan lantaran sudah pernah dibongkar dan diberi peringatan, namun para pedagang tetap nekat mendirikan kembali. Penertiban dilakukan sekitar pukul 08.00 WIB setelah ratusan aparat melakukan gelar apel di terminal Lebak Bulus.

Pembongkaran kios PKL yang dilakukan aparat tidak mengundang reaksi dari para pedagang dikarenakan sudah ada pemberitahuan sebelumnya. Para pedangang hanya bisa pasrah dan menyelamatkan barang-barang dagangannya saja.

Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja