“Saya Akan Tanya Capim Paham Anatomi KPK atau Tidak”
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Anggota Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI), Junimart Girsang, mengatakan akan mempertanyakan pemahaman delapan calon pemimpin Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tentang anatomi KPK dalam uji kelayakan dan kepatutan.
Hal tersebut diungkapkan Junimart saat menanggapi empat kategori yang dibuat Panitia Seleksi (Pansel) calon pemimpin KPK dalam menyeleksi delapan dari 19 nama yang akan diserahkan kepada Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo.
“Dalam uji kelayakan dan kepatutan nantinya, saya akan mempertanyakan pada setiap calon pemimpin KPK tentang anatomi KPK, apakah mereka paham atau tidak?,” kata Junimart saat dihubungi satuharapan.com, di Jakarta, Selasa (1/9).
Menurut dia, pemahaman tentang anatomi KPK penting dimiliki sosok pemimpin KPK periode 2014-2019. Dia pun menyebutkan kategori yang dibuat Pansel calon pemimpin KPK, yaitu pencegahan, penindakan, manajemen, dan monitoring, belum tentu digunakan Komisi III DPR RI dalam melaksanakan uji kelayakan dan kepatutan terhadap calon pemimpin KPK.
“Kategori itu sifatnya relatif ya. Di DPR RI nanti akan berbeda,” ucap Junimart.
Selanjutnya, terkait latar belakang delapan calon pemimpin KPK yang beragam, dia berpendapat hal tersebut tidak tidak akan menjadi pertimbangan Komisi III DPR RI dalam memilih lima nama pemimpin KPK terpilih nantinya. Sebab, KPK membutuhkan sosok yang berani bertindak dalam pemberantasan korupsi di Indonesia.
“Kita tentu lihat kemampuan mereka nantinya, kita memang perlu man in talk, tapi kita juga butuh man in action,” kata politikus Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan itu.
Pansel calon pemimpin KPK telah menyerahkan delapan nama hasil seleksi tahap akhir kepada Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo. Dalam nama-nama yang diserahkan kepada Presiden Jokowi di Istana Merdeka, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, hari Selasa (1/9) itu, Pansel calon pemimpin KPK membagi delapan nama ke dalam empat kategori, yakni pencegahan, penindakan, manajemen, dan monitoring.
Di kategori pencegahan, Pansel calon pemimpin KPK memilih nama Staf Ahli Kepala BIN, Saut Situmorang, dan Dosen Fakultas Hukum Universitas Katolik Atma Jaya, Surya Tjandra. Sementara, di kategori penindakan ditunjuk nama Hakim Ad Hoc Tipikor Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Alexander Marwata, dan sosok perwakilan institusi Polri, Basaria Panjaitan.
Pada kategori manajemen, nama Kepala Lembaga Kebijakan Barang/Jasa Pemerintah, Agus Rahardjo dan Direktur Direktorat Pembinaan Jaringan Kerjasama Antar Komisi dan Instansi KPK, Sujanarko, dinyatakan lolos seleksi. Sedangkan pada kategori monitoring ditunjuk nama Pelaksana Tugas Wakil Ketua KPK, Johan Budi Sapto Pribowo, dan Rektor Fakultas Hukum Universitas Hasanudin, Laode Muhamad Syarif.
Selanjutnya, delapan nama calon pemimpin KPK yang telah berada di tangan Presiden Jokowi itu akan diserahkan ke Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI), bergabung dengan dua nama yang sebelumnya sudah ada, Busyro Muqoddas dan Roby Arya Brata.
Mereka akan menjalani uji kelayakan dan kepatutan di Komisi III DPR RI, kemudian dikerucutkan menjadi lima nama terpilih memimpin KPK periode 2015-2019.
Editor : Bayu Probo
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...