SBY Berdiskusi Soal Demokrasi di Bali Democracy Forum
NUSA DUA, SATUHARAPAN.COM – Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), ketua sekaligus penggagas Forum Demokrasi Bali (Bali Democracy Forum/BDF) VII yang diselenggarakant di Nusa Dua, Bali, 10-11 Oktober 2014, akan mengajak negara-negara di kawasan Asia Pasifik untuk berdiskusi tentang proses demokrasi di negara mereka.
Tema ini tahun adalah “Berkembang Arsitektur Demokratik Regional: Dinamika Pembangunan Politik, Sosial Ekonomi Kemajuan dan Partisipasi Publik dalam Proses Demokrasi”, dengan sub-tema dari diskusi, “Tantangan Pembangunan Politik, Partisipasi Publik dan Sosial-Ekonomi Kemajuan dalam abad ke-21”,
Pada tahun 2008, SBY pertama kali menyelenggarakan BDF sebagai forum tahunan antar pemerintah. Forum ini akan diketuai oleh Presiden Yudhoyono dan Presiden Filipina Benigno Simeon Aquino III.
Forum ini bertujuan untuk mempromosikan dan mendorong kerjasama regional dan internasional dalam bidang perdamaian dan demokrasi melalui dialog, berbagi pengalaman dan politik praktis terbaik dalam rangka memenuhi prinsip keadilan bagi seluruh masyarakat.
SBY–mantan jenderal angkatan darat yang akan mengakhiri masa jabatannya pada tanggal 20 Oktober 2014 itu, adalah presiden Indonesia pertama kalinya yang dipilih langsung dalam pemilu paling demokratis pada periode 2004-2009. Ia pun kembali memenangkan pilpres 2009 dengan total suara sekitar 60 persen.
Urusan luar negeri staf kepresidenan, Teuku Faizasyah menjelaskan bahwa kehadiran kepala negara Filipina sangat penting, karena Filipina adalah salah satu negara yang paling awal di kawasan Asia Pasifik yang menerapkan sistem demokrasi. “Jadi, kita bisa belajar banyak hal dari pengalaman Filipina,” kata dia.
Wakil Ketua BDF VII, Wahid Supriadi merincikan para peserta yang dijadwalkan hadir antara lain Sultan Hasanal Bolkiah dari Brunei Darussalam, Perdana Menteri Timor Leste, Xanana Gusmao, para menteri luar negeri dari Papua Nugini, Korea Selatan, Sri Lanka, Brasil, Maladewa, dan Mongolia, serta wakil menteri dari Bangladesh, Iran, Jepang, Namibia, Hongaria, Singapura, dan Tiongkok. Sementara 85 negara lainnya akan mengirimkan wakil mereka untuk bergabung dalam forum.
Bali Democracy Forum diklaim sebagai salah satu warisan dari pemerintahan Presiden Yudhoyonos, untuk mempromosikan norma-norma demokrasi internasional. Peningkatan jumlah peserta dalam forum ini merupakan bukti pentingnya sebagai kegiatan ini sebagai platform untuk berbagi pandangan tentang demokrasi dan pembangunan di masing-masing negara. (Ant)
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Albania akan Blokir TikTok Setahun
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Pemerintah Albania menyatakan akan memblokir media sosial TikTok selama s...