SBY Indonesia Menjadi Negara Investment Grade
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Pagi ini, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyampaikan pidato kenegaraan dalam rangka Perayaan Kemerdekaan Republik Indonesia dan Pembukaan Masa Sidang I DPR dan DPD Republik Indonesia tahun 2013-2014 di Gedung MPR/DPR. Pada pidato tersebut presiden mengangkat empat isu. Yaitu, kemampuan mengelola ekonomi, kerukunan dan toleransi, suksesi dan demokrasi, dan kedaulatan dan keutuhan NKRI.
Pada bidang ekonomi. Presiden mengungkapkan bahwa terkait dengan menjaga dan mengelola ekonomi manusia, sangat penting. Pasca 1988, ekonomi Indonesia terus tumbuh berkesinambungan. Kelas menengah tumbuh signifikan. Kondisi moneter stabil. Bahkan, gejolak eksternal karena lonjakan minyak dan krisis ekonomi global dapat dilewati. Pertumbuhan ekonomi pada masa itu terus terjaga sebesar 6-7 persen. Ini membuat lapangan pekerjaan terbuka lebar.
Menurut Presiden, pembangunan juga ditopang oleh makin baiknya dunia usaha, kestabilan politik dan ekonomi, serta defisit fiskal terjaga di bawah 3 persen.
Presiden mengungkapkan bahwa pengurangan subsidi BBM berhasil. Ia memberikan apresiasi kepada DPR, karena subsidi dikurangi, beban APBN lebih ringan. Anggaran subsidi BBM bisa dialihkan untuk alokasi perlindungan sosial, infrastruktur dasar.
Selain itu, presiden menyatakan bahwa kunci keberhasilan ekonomi adalah pengembangan kemampuan keep buying strategy. Kebijakan ini mampu meningkatkan kapasitas pasar dalam negeri. Sejak 2012, melalui MP3TI pemerintah melakukan akselerasi infrastruktur. Dibuktikan dengan dimulainya beberapa projek infrastruktur besar.
Menurut Presiden, ekonomi makin efisien, berdaya, dan merata ke seluruh Indonesia. Hal ini menyebabkan arus investasi dari luar ngeri mengalir deras ke Indonesia. Lembaga-lembaga internasional memberi peringkat Indonesia sebagai negara Investment Grade.
Selain itu, investasi di luar pulau Jawa makin meningkat. Ini berkaitan dengan strategi ekonomi mengedepankan keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi, pertambahan lapangan kerja, kesejahteraan, dan wawasan lingkungan. Presiden mengatakan bahwa terjadi pengurangan penduduk miskin dari 16,66 persen pada 2004 menjadi 11,37 persen pada Maret 2013. Juga, terjadi pengurangan pengangguran 9,86 persen pada 2004 menjadi 5,96 persen pada 2012. Menurut dia, itu karena program-program pro-rakyat.
Pembangunan ekonomi menghadapi tantangan baru. Karena ketidakpastian dunia global. Koordinasi yang baik otoritas fiskal dan moneter akan mampu menjaga pertumbuhan ekonomi tetap terjaga. Memperbaiki kinerja transaksi berjalan, meningkatkan ekspor dan menjaga kebijakan fiskal.
Pada bagian akhir pidato, Presiden sempat menyampaikan penghargaan kepada presiden-presiden terdahulu. Menurut dia, peran mereka menjadi bagian dari kesinambungan penyelenggaraan negara.
Editor : Sabar Subekti
Awas Uang Palsu, Begini Cek Keasliannya
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Peredaran uang palsu masih marak menjadi masalah yang cukup meresahkan da...