SBY Nilai Australia Harus Perkuat Hubungan dengan Indonesia
PERTH, SATUHARAPAN.COM - Mantan Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menilai Australia termasuk kawasan Australia Barat akan mendapat manfaat dari pertumbuhan kelas menengah di Indonesia, namun hubungan ekonomi yang lebih erat mesti dibina oleh kedua negara.
Hal tersebut dikatakan SBY dalam kuliah umum di Perth USAsia, di Universitas Western Australia, hari Kamis (24/9) dalam kapasitasnya sebagai profesor terbang. Sebelumnya, SBY menerima gelar Doktor Kehormatan dari Universitas Western Australia, pada hari Selasa (22/9).
Dalam kuliah umum, SBY mengatakan jumlah kelas menengah Indonesia akan berlipat dua di tahun 2030 menjadi 135 juta orang, sehingga semakin besar kebutuhan ekonomi yang mereka perlukan.
"Ini berarti kesempatan besar bagi bisnis. Jumlah penduduk Indonesia sekarang ini sekitar 250 juta, akan naik menjadi lebih dari 300 juta. Ini artinya kami memerlukan lebih banyak makanan, bisa mencapai 60 persen dari sekarang," kata SBY sebagaimana dikutip Australia Plus.
"Beras, tepung, jagung, gula, daging sapi dan kedelai, dan saya kira bila kita bisa mengkombinasikan potensi pertanian di Australia Barat, dengan Jawa Timur, maka kita akan bisa menciptakan peluang bisnis. Pasarnya sudah ada, dan konsumennya sudah ada," lanjut SBY.
Berbicara khusus mengenai Australia Barat, SBY mengatakan negara bagian ini bisa memanfaatkan peluang dengan memperkuat hubungan ekonomi dengan Indonesia.
"Bila kita mulai membangun kerangka kerja dalam kerjasama baru antara komunitas bisnis di Australia Barat, dengan mitra mereka di Jawa Timur, maka dalam pandangan saya peluang ini akan bisa dilakukan bersama-sama."
Indonesia diperkirakan akan menjadi kekuatan ekonomi terbesar keempat di dunia di tahun 2050, naik dari posisi nomor 16 sekarang ini.
Investasi
Sementara itu, mantan menteri luar negeri Australia Stephen Smith yang ikut ambil bagian dalam diskusi panel setelah kuliah umum SBY mengatakan Australia Barat akan tertinggal untuk mendapatkan 'kue bisnis' dari Indonesia bila tidak melakukan tindakan sekarang.
"Kalau Australia Barat tidak menjadi pintu masuk ke Indonesia, maka investasi tidak akan masuk ke Australia Barat. Jadi sekarang kita harus memulai proses untuk mengatakan kepada Indonesia, kita harus menciptakan kondisi dimana Australia Barat menjadi pintu masuk bagi Indonesia untuk masuk ke Australia," katanya.
"Jadi di pertengahan abad ini, dengan banyaknya investasi yang keluar dari Indonesia, kita harus memastikan bahwa kita di Australia Barat dan Australia siap menerima hal tersebut, dan modal-modal itu tidak pergi ke Asia Utara, India atau Eropa," kata Stephen Smith.
Editor : Eben E. Siadari
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...