Sebagian Besar Dokter AS Tentang Penghapusan Obamacare
WASHINGTON, SATUHARAPAN.COM – Sebagian besar dokter di Amerika Serikat (AS) menentang keputusan Presiden Donald Trump untuk menghapus reformasi kesehatan mantan Presiden Obama (Obamacare), sambil mengatakan bahwa reformasi tersebut perlu diperbaiki bukan dihilangkan, menurut sebuah temuan studi yang dirilis pada Rabu (25/1).
Laporan di New England Journal of Medicine itu berdasarkan pada survei dari 426 dokter yang dipilih secara acak dalam American Medical Association Physician Masterfile, sebuah pusat data lebih dari 1,4 juta dokter, warga, dan mahasiswa kedokteran di AS.
“Apa yang kami dengar adalah sebagian besar dokter menerima perubahan undang-undang tersebut, namun menentang bila dihapuskan,” kata penulis utama laporan itu Craig Pollack, profesor kedokteran di Johns Hopkins University School of Medicine, dikutip dari AFP.
Hanya 15 persen dokter yang mendukung penghapusan undang-undang yang disahkan pada 2010 tersebut.
Sementara itu, 74 persen responden lebih memilih perubahan, seperti membuat pilihan untuk publik seperti Medicare (program asuransi kesehatan di Amerika Serikat yang dikelola oleh pemerintah), yang bersaing dengan asuransi pribadi, membayar dokter untuk nilainya daripada volumenya, dan meningkatkan penggunaan rekening tabungan untuk kesehatan, kata laporan itu.
Sebelumnya kelompok dokter terkemuka di negara itu mendesak Partai Republik untuk mengambil langkah-langkah untuk memastikan bahwa orang tidak kehilangan asuransi kesehatan mereka setelah Obamacare dicabut.
The American Medical Association (AMA), menulis surat kepada para pemimpin Kongres pada Selasa (2/1) lalu, telah menyerukan perlindungan dari Obamacare, yang berupa asuransi untuk 20 juta orang, harus dipertahankan.
"Perlu dipertimbangkan agar asuransi yang melindungi semua orang di Amerika tetap terjaga," tulis Pejabat Eksekutif Tertinggi AMA Dr James Madara, yang dilansir situs thehill.com.
"Pasien dan pemangku kepentingan lainnya, harus dapat dengan jelas membuat keputusan untuk reformasi kesehatan."
The American Hospital Association, sementara itu, memperingatkan dalam sebuah laporan bulan lalu, bahwa "belum pernah terjadi sebelumnya krisis kesehatan masyarakat akibat pencabutan Obamacare.
AMA menambahkan, Obamacare memang "tidak sempurna", dan akan mendukung kebijakan, jika ada pilihan kesehatan masyarakat yang dapat menjangkau dan melindungi kesehatan rakyat Amerika.
Editor : Sotyati
Risiko 4F dan Gejala Batu Kantung Empedu
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Dokter spesialis bedah subspesialis bedah digestif konsultan RSCM dr. Arn...