Sedap Malam, Bunga Eksotis Sarat Mitos
SATUHARAPAN.COM – Bunga sedap malam, siapa tak kenal. Harum bunganya digambarkan eksotis, manis, juga kompleks, meminjam penggambaran yang dituliskan di Wikipedia. Biasa mekar di malam hari, menyebabkan namanya di beberapa tempat mencerminkan sifat perbungaannya itu. Bunga ini disebut “raat ki raani” dalam bahasa Hindi, yang berarti "ratu malam". Sementara itu di komunitas Melayu, bunga ini disebut sundal malam.
Bunga sedap malam banyak dimanfaatkan dalam upacara-upacara keagamaan. Di Indonesia, bunga sedap malam untuk dekorasi dalam upacara pernikahan. Tak jauh berbeda dengan di Indonesia, bunga sedap malam juga menjadi bagian penting dalam upacara pernikahan di India, sebagai bagian dari dekorasi. Di Hawaii, dalam upacara perkawinan tradisional, pengantin perempuan mengenakan rangkaian bunga sedap malam. Di masa Victoria, bunga ini menjadi bagian penting dalam upacara pemakaman.
Sedap malam, mengutip dari Wikipedia, adalah tumbuhan asli Meksiko. Bangsa Aztek mengenal tumbuhan sedap malam dengan nama omixochitl, yang berarti "bunga tulang". Seorang misionaris asal Prancis, mengutip dari fragrantica.com, memperkenalkan tumbuhan dari Meksiko ini ke negaranya dan negara-negara tetangganya, termasuk Italia, pada 1530. Tumbuhan yang masuk dalam keluarga Amarylidaceae ini kemudian menyebar, tumbuh baik di daerah subtropis maupun tropis, termasuk di Indonesia.
Di tanah asalnya, sedap malam dikenal dengan nama nardo, atau vara de San José, yang berarti "St Joseph’s staff". Di India, secara umum tumbuhan ini dikenal dengan nama rajanigandha, yang berarti “fragrant at night”. Warga Hawaii menyebutnya kupaloke.
Di Singapura bunga ini dinamakan xinxiao, yang berarti "tempat ngengat hinggap". Di Filipina, disebut azucena. Di Persia, bunga ini disebut maryam, nama umum bagi anak perempuan.
Dalam bahasa Inggris, tumbuhan ini disebut tuberose, mengambil dari nama spesiesnya dari bahasa Latin (nama ilmiah), Polianthes tuberosa, L. Nama tuberosa berasal dari tuber, yang berarti umbi, yakni batang semu sedap malam yang berfungsi sebagai tempat menyimpan makanan.
Sedap malam adalah tumbuhan berbatang semu. Batang sedap malam, mengutip dari agroteknologi.web.id, dapat tumbuh beberapa umbi induk. Umbi itu adalah batang semu yang berfungsi sebaga tempat menyimpan makanan.
Daun sedap malam berbentuk pipih memanjang, pada bagian permukaan atas berwarna hijau mengkilat sedangkan pada bagian permukaan bawah berwarna hijau muda. Terdapat bintik-bintik berwarna kemerahan pada pangkalnya. Ukuran daun bunga sedap malam dapat mencapai hingga 60 cm.
Tangkai sedap malam berbentuk memanjang dan beruas-ruas, tangkai bunga sedap malam terdapat pada ujung tanaman.
Pada setiap ruas bisa dijumpai bunga dengan ukuran kecil. Pada tangkai bunga sedap malam menempel 5-12 kuntum bunga dengan mahkota yang berwarna putih dan sedikit kemerahan di bagian ujung.
Bunga sedap malam tidak mekar secara bersamaan, melainkan secara bergiliran. Bunga pada bagian bawah akan mekar lebih dulu, setelah itu bunga yang di atasnya mekar, begitu seterusnya secara berurutan.
Manfaat dan Khasiat Sedap Malam
Bunga sedap malam termasuk bunga yang cantik dan menarik. Warnanya putih bersih, baunya harum, serta dapat membawa ketenangan, mengutip dari studi Rismunandar pada 1991.
Dari situs fragrantica.com dapat dibaca legenda dan aneka mitos yang melingkupi tumbuhan ini. Salah satu kisah yang dituturkan turun-temurun adalah kisah yang berasal dari zaman Renaissance Italia, ada larangan bagi gadis-gadis untuk melintas di kebun sedap malam agar tidak terpapar harum bunganya yang disebutkan berkemampuan merangsang. Berbeda dengan melati yang menguarkan aroma kesegaran, aroma sedap malam dianggap merangsang berahi.
Khasiat sedap malam bahkan menginspirasi kartunis Belgia, Peyo (Pierre Culliford), ketika membuat komik Smurf, The Purple Smurfs. Dikisahkan untuk menyelamatkan warganya dari kutukan karakter antagonis Bzz, Papa Smurf harus berkesperimen di laboratoriumnya aneka penangkal, sampai menemukan penangkal jitu, yakni benangsari sedap malam.
Mukhopadhyay dan Bankar, dalam studi yang dipublikasikan pada 1983, menyebutkan ada empat jenis bunga sedap malam, yaitu berbunga tunggal, ganda, semiganda, dan variegata.
Dari hasil penelitian, sedap malam berbunga tunggal adalah yang paling menguntungkan. Sedap malam berbunga tunggal , menurut tulisan Tisnawati di Buletin Teknik Pertanian Vol 12 No 1, 2007, di Indonesia banyak ditanam di Jawa Timur. Bahkan menurut Balai Informasi Pertanian Jawa Timur pada 1991, Pemerintah Provinsi Jawa Timur mencanangkan sedap malam sebagai maskot flora Jawa Timur karena bunganya indah dan bernilai ekonomi tinggi.
Pemasaran bunga sedap malam masih terbatas untuk memenuhi kebutuhan bunga potong dalam negeri. Pemanfaatan bunga sebagai bahan baku industri minyak belum dilakukan. Untuk pemanfaatan bunga sedap malam sebagai bahan baku industri minyak perlu terlebih dahulu mempelajari karakteristik atau sifat-sifat bunganya.
Di luar Indonesia, selain diambil sebagai bunga potong, sedap malam memiliki riwayat panjang sebagai tanaman berkhasiat obat yang sangat populer. Mengutip dari organicfacts.net, sedap malam memiliki khasiat obat diare dan batuk, karena kandungan kimiawinya yang bersifat meredakan (sedative).
Maroko, Komoro, India, dan Tiongkok dikenal sebagai negara-negara yang membudidayakan sedap malam untuk industri parfum. Selain memiliki khasiat menenangkan, minyak esensial sedap malam juga memiliki khasiat afrodisiak, deodoran, menenangkan, dan menghangatkan.
Editor : Sotyati
Jerman Berduka, Lima Tewas dan 200 Terluka dalam Serangan di...
MAGDEBURG-JERMAN, SATUHARAPAN.COM-Warga Jerman pada hari Sabtu (21/12) berduka atas para korban sera...