Seekor Beruang dan Singa di Kebun Binatang Mosul Diselamatkan
MOSUL, SATUHARAPAN.COM – Dua binatang terakhir yang masih bertahan sejak kependudukan ISIS di kebun binatang di Irak telah diselamatkan setelah beberapa bom terus menghujani kawasan kota Mosul.
Tentara Irak memberikan kesempatan kepada pekerja penyelamat hewan untuk memasuki Kebun Binatang Mosul, Motazah al-Morour dan menyiapkan seekor beruang bernama Lula dan singa bernama Simba untuk keluar dari wilayah konflik yang membuat kedua binatang itu terlantar sejak lima bulan yang lalu.
Amir Khalil, seorang dokter hewan dan kepala lembaga Four Paws, yang memimpin misi tersebut menyatakan: “Kami harus bertindak cepat karena Mosul ada di area krisis yang berbahaya. Lula dan Simba tidak akan punya kesempatan kecuali kita mengeluarkannya dari kebun binatang dan menyelamatkan mereka.”
Four Paws mengatakan tiga ekor monyet, tiga ekor burung merak, dua ekor kambing dan seekor kuda yang sedang hamil dibeli oleh pihak kebun binatang dari pihak swasta dan hewan tersebut masih terjebak di dalam kebun binatang.
“Kami berusaha untuk membantu binatang yang lain, tapi sayang sekali kemampuan kami terbatas dengan sedikit waktu yang diberikan,” kata Khalil.
“Binatang yang besar dan buas seperti beruang dan singa, yang masih berada di kandang juga dapat menimbulkan ancaman bagi manusia.”
Khalil mengunjungi kebun binatang tersebut pada bulan Februari untuk memeriksa kesehatan hewan dan untuk mengatur pemberian makan hewan oleh relawan, tapi karena pertempuran merebut Mosul dari kelompok ekstremis sudah dimulai, akibatnya sekitar 40 hewan mati kelaparan atau terbunuh karena serangan udara.
Binatang-binatang itu harus dibawa ke Erbil, di sebelah timur Mosul untuk singgah kemudian selanjutnya dibawa ke pusat yang dapat mengurus mereka secara permanen.
Pasukan Irak pro-pemerintah juga telah melancarkan serangan untuk merebut kembali kota dari kubu ISIS yang disinyalir sebagai kubu terakhir di negeri itu sejak bulan Oktober lalu.
Sebuah koalisi yang dipimpin oleh Amerika Serikat telah mendukung serangan itu dengan melakukan ratusan serangan udara dan mengirim penasihat militer dan perwira pasukan khusus.
Lebih dari 286.000 warga sipil yang tinggal di kota telah meninggalkan rumah mereka, tetapi banyak dari warga mengikuti anjuran pemerintah Irak untuk tetap di rumah mereka hingga wilayah mereka didekati oleh pasukan pemerintah. (theindependent)
Editor : Diah Anggraeni Retnaningrum
Hamas: Syarat Baru Israel Menunda Kesepakatan Gencatan Senja...
JALUR GAZA, SATUHARAPAN.COM-Kelompok Hamas menuduh Israel pada hari Rabu (25/12) memberlakukan "...