Sekjen PBB, Ban Ki Moon Kecam Kekerasan di Mesir
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM – Sekretaris Jenderal PBB, Ban Ki-moon menyatakan keprihatinan yang mendalam dan mengecam keras atas bangkitnya kekerasan di Mesir. Kekerasan ini menyebabkan puluhan orang tewas dan ratusan lainnya terluka.
Dalam panggilan telepon dengan Presiden Interim, Mohamed ElBaradai, Ban Ki Moon meminta pihak yang berwenang untuk bertanggung jawab penuh atas pengelolaan demontrasi damai dan untuk memastikan perlindungan seorang Mesir, terlepas dari afiliasi partai, seperti dinyatakan dalam pernyataan tertulisnya.
“Sekjen mengulangi seruannya kepada pemerintah interim. Ia menyerukan agar memulai suatu proses politik damai yang benar-benar inklusif untuk maju,” kata pembaca percakapan yang disediakan juru bicara PBB di New York. “Ban juga menggarisbawahi bahwa setiap kematian yang terjadi, rekonsiliasi jangka panjang ini menjadi semakin sulit,” lanjut si pembaca percakapan.
Selama percakapan telepon itu juga, Ban menyerukan kepada seluruh pemimpin Mesir, untuk mendesak pendukungnya agar dapat menahan diri. Ia mendesak Mesir untuk dapat menempatkan kepentingan negara diatas kepentingan individu, kelompok dan kepentingan politik.
Ban juga menegaskan kembali kata-katanya, bahwa siapapun yang menggulingkan Presiden Mohammed Morsi dan Pemimpin Ikhwanul Muslimin lainnya, akan dirilis oleh pemerintahan interim.
Ban juga membahas situasi di Mesir dengan Menteri Luar Negeri Turki dan Qatar, dan Sekretaris Jenderal Liga Arab. Menurut juru bicaranya, Ban menyatakan peringatan yang keras tentang situasi di Mesir. Dan kematian yang menimpa warga Mesir selama sekian hari ini, tidak dapat ia diterima.
Pada Minggu (28/7) lalu, Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia, Navi Pillay menambahkan suaranya. Ia mengecam kekerasan dan pembunuhan besar-besaran yang terjadi di Mesir. Pillay mengatakan pasukan keamanan yang terlibat dan bertanggung jawab, akan dibawa ke pengadilan.
Mengutip kata-kata terbaru dari Menteri Dalam Negeri Mesir, Mohammad Ibrahim, yang berjanji bahwa pasukan keamanan akan mengambil langkah tegas dan kuat kepada siapa saja yang mengancam stabilitas nasional, Pillay memperingatkan bahwa pendekatan konfrontatif oleh kedua belah pihak yang bertikai akan menyebabkan bencana.
“Meskipun semua peringatan, semua panggilan untuk menahan diri, lebih dari 150 warga Mesir tewas dalam protes selama bulan lalu, bukan hanya di Kairo tetapi di kota-kota lain juga,” kata Pillay dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh kantornya ( OHCHR ).
“Mesir berada di persimpangan jalan. Masa depan negeri besar yang memberikan begitu banyak bagi peradaban, bergantung pada bagaimana warganya dan pihak berwenang bertindak selama hari dan bulan-bulan berikutnya,“ kata Pillay lagi.
Editor : Yan Chrisna
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...