Sekjen PBB: Kita Perlu Mencari Cara Hidup Bersama
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM – PBB Sekretaris Jenderal PBB, Ban Ki-moon, menyerukan toleransi dan pemahaman di antara semua warga untuk mengatasi ketegangan dalam masyarakat., dan mencari cara kehidupan bersama.
Hal itu disampaikan dalam kepedihan setelah serangan mengerikan kemarin pada staf di majalah satir Prancis, Charlie Hebdo, dan kekerasan sektarian yang sedang berlangsung di seluruh wilayah Sahel Afrika oleh kelompok Boko Haram.
"Ada terlalu banyak tempat di mana kita melihat tindakan ekstremisme, kebrutalan yang tak terkatakan dan eskalasi ketegangan dalam masyarakat yang sangat mengkhawatirkan. Mengatasi perselisihan harus dengan cara yang memecahkan masalah, bukan menambah masalah, dan hal ini mungkin menjadi ujian terbesar keluarga manusia pada abad ke-21," kata Ban kepada wartawan di Markas Besar PBB di New York.
Setelah berbicara pada 193 delegasi anggota Majelis Umum PBB, di mana ia menyampaikan kampanye untuk menyelesaikan tujuan yang belum selesai pada Millenium Development Goals (MDGs) dan menguraikan agenda global baru berpusat pada manusia, lingkungan dan hak asasi manusia.
"Kami semua sangat tersentuh oleh banyak gambar dari serangan tercela di Paris. Tidak ada hal yang lebih mengerikan, selain seperti yang dilakukan terhadap polisi Prancis yang dengan kejam dieksekusi di trotoar," kata Sekjen. Dia menambahkan, "Kita sekarang tahu nama itu polisi. Dia adalah Ahmed Merabet. Dia sendiri adalah seorang Muslim."
Serangan di Paris membunuh 10 pekerja media dan dua petugas polisi oleh kelompok bersenjata bertopeng yang mengobrak-abrik kantor Charlie Hebdo di Paris, hari Rabu (7/1).
"Ini tidak boleh dilihat sebagai perang agama ... agama ... atau agama. Ini adalah serangan terhadap kemanusiaan kita, yang dirancang untuk menakut-nakuti dan menghasut. Menyerah pada kebencian dan menabur pemecah-belahan hanya meneruskan lingkaran kekerasan, yang yang justru dicari teroris. Kita tidak boleh jatuh ke dalam perangkap itu," katanya.
"Saya menyampaikan seruan khusus untuk toleransi dan pengertian," katanya, dan menekankan, " Kita perlu mencari cara untuk hidup bersama, dalam damai, harmonis, dan memenuhi penghargaan pada hak asasi manusia universal dan kebebasan dasar."
Seperti Nigeria menyiapkan pemilihan bulan depan, kata Sekjen, namun dunia menghadapi ujian berat lain. Boko Haram terus melancarkan kekerasan, membunuh orang-orang Kristen dan Muslim, menculik lebih banyak perempuan dan anak-anak, dan menghancurkan gereja dan masjid. Mayhem telah menyebar di seluruh wilayah, dan sekarang memiliki dampak langsung terhadap Kamerun dan negara-negara lain.
"Saya mendesak para pemimpin Boko Haram untuk mengakhiri penghancuran begitu banyak kehidupan dan masyarakat, dan segera membebaskan tanpa syarat siswi sekolah yang diculik dan semua orang lain. Masyarakat internasional tidak bisa membiarkan pelanggaran HAM terus berlangsung dengan impunitas," katanya.
"Ini adalah seruan pribadi saya. Sebagai seorang ayah dan kakek dan sebagai Sekretaris Jenderal, saya akan terus secara aktif mengeksplorasi dengan negara-negara anggota untuk lah lain yang bisa dilakukan," katanya. (un.org)
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...