Sekjen PBB Tolak Solusi Militer untuk Krisis Imigran
ROMA, SATUHARAPAN.COM – Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon, Minggu (26/4), mendesak Eropa untuk menahan diri dari menggunakan solusi militer guna mencegah terulangnya kapal karam di Mediterania yang menewaskan lebih dari 750 imigran.
Tragedi yang terjadi akhir pekan lalu di lepas pantai Libya telah mendorong Uni Eropa untuk merencanakan misi militer terhadap penyelundup manusia, dengan diplomat tinggi dari blok tersebut, Frederica Mogherini, harus memperoleh persetujuan dari PBB untuk aksi tersebut.
Namun, Ban mengatakan dalam wawancaranya dengan La Stampa bahwa “tidak ada solusi militer untuk tragedi di Mediterania.”
“Hal yang penting adalah memiliki pendekatan global yang memperhitungkan akar masalah, keamanan dan hak asasi manusia para imigran dan pengungsi, seperti memiliki jalur imigrasi yang legal dan mengikuti peraturan,” katanya.
“PBB siap untuk bekerja dengan mitra kami di Eropa dalam mencapai tujuan ini,” kata Ban, yang mengunjungi Italia pada Senin.
“Langkah-langkah yang baru diumumkan di Luxemburg dan Brussels ini merupakan langkah penting pertama menuju aksi kolektif Eropa. Itu adalah pendekatan yang unik yang dapat mengatasi masalah ini,” ia menambahkan.
Di luar aksi militer terhadap perdagangan manusia, Uni Eropa sepakat dalam pembicaraan krisis di Brussels pada Kamis untuk meningkatkan dana tiga kali lipat untuk operasi pencarian dan penyelamatan maritim.
Perdana Menteri Italia Matteo Renzi, Ban dan Mogherini akan melakukan perjalanan ke Mediterania pada Senin untuk menunjukkan solidaritas mereka terhadap keluarga korban. (AFP)
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...