Sekolah di Rusia Tutup karena Flu Babi
SAINT PETERSBURG, SATUHARAPAN.COM - Otoritas terpaksa menutup sekolah di kota terbesar kedua Rusia, Saint Petersburg, karena wabah flu babi sudah merenggut 22 korban jiwa dan tingginya angka flu musiman.
Saint Petersburg mencatat, angka kematian tertinggi akibat flu babi dalam wabah yang sudah menelan 80 korban di seluruh Rusia sejak awal musim dingin, menurut penghitungan AFP berdasarkan pernyataan pejabat daerah.
Otoritas mengatakan, mereka merawat sekitar 12.000 pasien dengan gejala flu setiap hari, dan hingga 80 persen dari pasien tersebut kemungkinan terjangkit virus flu babi, yang juga dikenal sebagai virus H1N1.
Untuk mencegah penyebaran flu biasa dan virus H1N1, sekolah dasar di kota tersebut akan ditutup selama dua pekan mulai 1 Februari, dan beberapa orang tua sudah mengambil tindakan.
“Saya tidak ingin mengambil risiko,” kata Lyubov Anikanova, yang melarang putrinya berangkat ke sekolah karena khawatir tertular flu, "Kami mendengar bahwa flu babi sangat berbahaya tahun ini.”
“Sebelumnya, Kota Yekaterinburg di Ural, telah menjadi kota pertama di Rusia yang menutup sekolah, selama sedikitnya sepuluh hari dalam upaya untuk melawan epidemi flu,” kata kepala departemen pendidikan setempat, pada Rabu (27/1).
"Ini adalah tindakan paksa," kata Yekaterina Sibirtseva. "Sekolah-sekolah akan beralih ke belajar dari rumah sampai epidemi reda."
Menurut Layanan Federal untuk Pengawasan Hak Konsumen, lebih 34.300 orang terinfeksi flu di Sverdlovsk Region, termasuk di Yekaterinburg. Sebagian sekolah di kota-kota lain di Rusia sudah ditutup, termasuk St Petersburg, Chelyabinsk, dan Smolensk.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), virus flu babi, secara resmi dikenal sebagai virus influenza A/H1N1, mendominasi di Rusia dan Eropa.
Kepala lembaga penelitian influenza laboratorium bioteknologi di St Petersburg, Anna Saminina, seperti diberitakan therussophile.org mengatakan pada hari Selasa (26/1) setidaknya 50 warga Rusia meninggal karena flu, menambahkan tingkat kematian yang tinggi di beberapa wilayah Rusia itu terkait dengan mutasi flu babi.
Flu babi adalah nama populer untuk flu yang disebabkan oleh strain yang relatif baru dari virus influenza A. Itu jawab untuk pandemi flu tahun 2009.
Flu babi menular, dan menyebar dengan cara yang sama seperti flu musiman. Komplikasi yang paling serius dari flu adalah pneumonia, yang menyebabkan kasus fatal.
Namun, beberapa pejabat Rusia berusaha meredam kekhawatiran akan wabah tersebut, Menteri Kesehatan Veronika Skvortsova mengatakan pada Senin (25/1), kondisi flu babi di negara itu masih di bawah kendali.
Editor : Sotyati
Kepala Militer HTS Suriah Akan Membubarkan Sayap Bersenjata
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Kepala militer "Hayat Tahrir al-Sham" (HTS) Suriah yang menang m...