Sempurna Itu Tak Seru!
Jangan biarkan diri kita dibuat tegang oleh kesempurnaan yang tak akan pernah kita capai!
SATUHARAPAN.COM – Kata orang, sempurna itu hanya untuk Tuhan. Sambil mengakui bahwa itu benar—ternyata tak dapat dielakkan—kita pun sering menuntut kesempurnaan: calon isteri yang harus sempurna, atasan yang harus sempurna, anak yang harus sempurna. Dan masih banyak lainnya.
Diri menjadi tegang ketika menyadari ada cacat pada apa yang kita tuntut sempurna. Lalu kita menggerutu, atau marah, dan itu membuat suasana hati suram. Berlanjut lagi, suasana hati tak nyaman menjadikan diri tidak bahagia dan sulit membangun hubungan yang nyaman dengan sekitar. ”Harusnya kan begini, harusnya kan begitu….” Seperti sebuah lingkaran setan, tuntutan akan kesempurnaan membuat hidup diri sendiri semakin terjerumus dalam ketidaknyamanan.
Saya pernah membaca sebuah surat terbuka seorang anak yang bercerita tentang orangtuanya: ”Dua orang baik, tetapi kenapa mereka tak bisa berbahagia hidup bersama.” Mereka saling mencintai, mereka mengurus keluarga dengan sangat baik, namun kenapa hubungan mereka dingin-dingin saja. Penjelasannya: mereka mengerjakan tugasnya dengan target harus sempurna, mereka saling menuntut pasangannya menjadi sempurna, mereka kehabisan waktu dan tenaga mengerjakan tugas masing-masing agar sempurna, Si Ayah di kantor dan Si Ibu di rumah, dan akibatnya mereka tak pernah punya waktu untuk duduk bersama menikmati ketidaksempurnaan dan merancang untuk bersama memperbaikinya. Pada akhir suratnya, Si Anak menegaskan tekadnya: ”keluargaku kelak tak harus sempurna, lantai rumahku tak harus selalu berkilau, asalkan keluargaku bisa bersukaria di dalam rumahku.”
Penerimaan akan ketidaksempurnaan memberi peluang untuk berpikir dan merancang perbaikan. Jadi, bersyukur sajalah jika menemukan ketidaksempurnaan karena itulah yang menghidupkan semangat untuk terus memperjuangkan yang terbaik. Bersyukur pasti membuat hidup akan terasa lebih ringan karena hati nyaman.
Jangan biarkan diri kita dibuat tegang oleh kesempurnaan yang tak akan pernah kita capai! Selalu ada retak di setiap hal. Melalui retakan itulah cahaya bisa masuk. Dan itulah kesempatan melihat mana yang perlu diperbaiki.
Tak perlu menuntut kesempurnaan, karena jika sudah sempurna, apa lagi yang dapat kita upayakan? Tak seru, bukan?
Editor: ymindrasmoro
Email: inspirasi@satuharapan.com
Laporan Ungkap Hari-hari Terakhir Bashar al Assad sebagai Pr...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Presiden terguling Suriah, Bashar al Assad, berada di Moskow untuk menghad...