Senator AS Dicemooh Setelah Tolak Dukung Trump
CLEVELAND, SATUHARAPAN.COM – Senator muda Amerika Serikat dari Texas, Ted Cruz dicemooh setelah menolak memberikan dukungan bagi calon presiden dari Partai Republik, Donald Trump pada Konvensi Nasional Partai Republik, hari Rabu (20/7).
Dia meminta kepada delegasi Partai Republik untuk memilih dengan hati nurani. Pernyataannya langsung disambut protes oleh para delegasi. Mereka mencemooh Cruz karena senator Texas itu datang bukan untuk mendukung capres dari Partai Republik.
“Saya mengucapkan selamat kepada Donald Trump yang memenangkan nominasi tadi malam,” kata Cruz pada 20 detik pertama pidatonya. Dia menambahkan, “Seperti Anda, saya optimis bahwa partai kami akan menang pada Pemilu November mendatang.”
“Bukan karena kandidatnya. Tapi karena prinsip-prinsipnya,” kata Cruz tanpa menyinggung nama Trump.
Ketika para delegasi di Quicken Loans Arena menyadari bahwa Cruz yang hampir sampai di akhir pidatonya tidak ada upaya mendukung Trump, mereka mulai mencemoohnya.
Namun Cruz bergeming. Cruz mendesak, bagi mereka yang mendengarkan pidatonya kali ini supaya tidak tinggal diam di rumah pada saat Pemilu. Dia mengimbau para delegasi untuk memilih kandidat yang berjuang mempertahankan kebebasan warga AS dan yang setia kepada konstitusi.
Pesan itu sangat jelas: Tidak masalah apakah Anda tidak memilih Trump. Pilihlah kandidat yang merupakan seorang konservatif sejati.
Tepat di bawah podium, delegasi dari New York, negara bagian asal Trump, mencemoohnya dengan pandangan jijik.
“Dukung Trump! Dukung Trump!,” teriak mereka. “Pulanglah, Ted!”
Dari atas podium, Cruz merespons, “Saya menghargai antusiasme delegasi dari New York,” yang memicu suara cemoohan dari para delegasi semakin kencang terdengar.
Kemudian, terlihat dari televisi yang sengaja dipasang di konvensi itu, Trump terlihat muncul dari pintu samping dan bergabung dengan keluarganya di area VIP. Dia berdiri tegak dan memandang tajam ke arah Cruz.
Sementara itu delegasi yang berada di bawah, memutar pandangannya ke arah Trump yang seakan memiliki magnet.
“Terima kasih,” kata Cruz menutup pidatonya. “Dan semoga Tuhan memberkati Amerika Serikat.”
Pertarungan Sengit Cruz dan Trump
Kedua pria ini bertarung sengit dalam kampanye yang cenderung bersifat personal, di mana Trump sempat menghina istri Cruz. Drama di konvensi Republik berlanjut saat Trump memutuskan naik panggung, bahkan sebelum Cruz sempat menyelesaikan pidatonya.
Cruz -- yang diperkirakan kembali mencalonkan diri sebagai presiden pada 2020 jika Trump kalah dari Hillary Clinton -- terlihat memaksakan senyuman sebelum mengakhiri pidatonya. Ia kemudian meninggalkan panggung sembari terus dicemooh delegasi Republik.
Kekacauan sempat terjadi pada permulaan konvensi Republik dua hari lalu. Ketika itu, sejumlah delegasi mendesak agar diadakannya pemilihan pendahuluan ulang untuk menentukan nominasi selain Trump. Upaya protes ini berujung gagal. (AFP)
Editor : Diah Anggraeni Retnaningrum
Daftar Pemenang The Best FIFA 2024
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Malam penganugerahan The Best FIFA Football Awards 2024 telah rampung dig...