Senator: Tokoh Muslim dan Kristen Tolak Radikalisme di Papua
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Anggota Dewam Perwakilan Daerah (DPD) Provinsi Papua, Pendeta Charles Simare-mare, mengatakan radikalisme Islam di provinsi Papua telah ditolak secara bersama-sama antara tokoh agama Kristen dan Muslim.
"Beberapa bulan lalu tokoh agama baik Kristen ataupun Muslim bersama Polda Provinsi Papua telah sepakat secara bersama-sama menolak adanya gerakan radikalisme di Provinsi Papua. Selain itu, mereka telah melakukan pengusiran terhadap gerakan radikalisme yang dimaksud," kata dia kepada satuharapan.com melalui selular di Jakarta pada hari Kamis (10/3).
Dia menjelaskan gerakan radikalisme tersebut pernah membangun jaringan di Papua dengan mengatasnamakan agama dan paham aliran. Melihat kondisi tersebut, tokoh agama dan masyarakat melakukan pengusiran terhadap ajaran dan paham yang mengatasnamakan agama.
"Mereka telah mengusir jaringan radikalisme tersebut dari Tanah Papua yang damai," kata dia.
Sebelumnya, sebuah laporan dari Gereja Katolik Keuskupan Brisbane, Australia, mengatakan telah terjadi radikalisasi Muslim di Papua yang mengancam penduduk asli setempat.
Menurut laporan yang dilansir oleh catholicleader.com.au, radikalisasi Muslim di provinsi yang berpenduduk dominan Kristen tersebut, dikatakan secara aktif membakar rumah-rumah para warga Papua.
Isi laporan ini dihimpun oleh Shadow Human Right Fact Finding Mission to West Papua yang dibentuk oleh Brisbane Catholic Justice and Peace Commission, menyusul kunjungan mereka ke Papua bulan lalu.
Editor : Eben E. Siadari
Daftar Pemenang The Best FIFA 2024
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Malam penganugerahan The Best FIFA Football Awards 2024 telah rampung dig...