Seorang Ibu Membatalkan Natal Demi Mendisiplin Anak-anaknya
SYDNEY, SATUHARAPAN.COM – Saat para orangtua selalu menggunakan Santa dan Natal sebagai saat membanjiri anak-anak dengan hadiah, ibu tiga anak di Sydney, Melissa Cooke, akhirnya melaksanakan ancamannya dua hari sebelum Natal tahun 2011.
Sang suami awalnya tidak setuju, tapi akhirnya memutuskan menurunkan pohon dan dekorasi Natal yang telah ia siapkan.
“Saya seorang yang relatif ketat, tetapi tidak pernah dalam mimpi terliar saya bahwa kami membatalkan Natal,” kata Ny Cooke, administrator kantor yang tinggal di Sydney barat, pada Sidney Morning Herald (15/12).
Mereka menguji kesabaran saya selama dua minggu itu dengan “perilaku yang luar biasa buruk” anak-anak mereka: William, 11 saat itu, Elisabeth, 8, dan Hugh, 6.
Tergila-gila pada gula dan pesta, anak-anak ingin bersenang-senang. Dengan dua orangtua bekerja penuh waktu, periode pra-Natal menjadi “serba terburu-buru.”
Serangkaian kejadian yang hampir menimbulkan bencana yang bisa datang langsung dari kejadian berikut: “Dia [Elisabeth] mencuri AUS$50 (Rp 500.000) dari suami saya pukul 3 pagi, “ kata Ny Cooke. “Dan, kemudian dia meninggalkan halaman sekolah di 10, [pergi ke toko] membeli permen, dan kemudian ... memberi kacang M&M untuk anak dengan alergi kacang, yang berakhir di rumah sakit.”
Keluarga menghentikan uang sakunya, tetapi Elisabeth tidak berhenti. Untuk mengumpulkan uang demi membeli lebih banyak permen, gadis itu memaksa adiknya ke jalan untuk mengemis.
Anak sulungnya tidak mau mendengarkan nasihat orangtua. Anak-anak tidak mau pergi ke tempat tidur untuk beristirahat, tetapi malah berkelahi dan bertengkar.
Orangtua mereka mencucurkan air mata pada waktu terpisah, begitu frustrasi karena ketidakmampuan anak-anak mereka untuk mendengarkan atau berperilaku baik.
Memperoleh Kontrol
Ny Cooke dan suaminya mulai mengancam untuk membatalkan Natal. Ketika dia akhirnya bertindak, anak-anak tidak percaya padanya. Bahkan ketika pohon Natal disimpan kembali, mereka tidak yakin orangtua mereka bakal melakukan ancamannya.
Psikolog anak, Kimberley O'Brien mengatakan pada Sydney Morning Herald pengalaman keluarga ini bisa terjadi pada saat tekanan orangtua sangat berat. O'Brien pun mengaku mengancam untuk mengambil hadiah dari bawah pohon Natal jika dua anaknya, yang berusia tujuh dan tiga, tidak berhenti memukul satu sama lain.
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...