Seorang Pilot Perempuan Arab Saudi Melawan Rasisme
RIYADH, SATUHARAPAN.COM – Nawal al-Husawi, seorang pilot perempuan Arab Saudi melawan segala bentuk rasisme setelah mengalami serangan rasisme pada perayaan Hari Nasional Arab Saudi di sebuah pusat perbelanjaan di Mekkah akhir September lalu.
Tiga orang perempuan melakukan penyerangan terhadapnya, dan seorang diantaranya menyebutnya “abda”, yaitu kata dalam bahasa Arab yang berarti budak.
Husawi sudah menempuh jalur hukum guna menuntut para perempuan yang menyebutnya budak karena menghubungkan sejarah kuno tentang perdagangan budak yang terjadi di negara tersebut.
Merasa sangat marah, Husawi mendaftarkan kasus yang dialaminya tersebut ke kantor polisi dan menyewa jasa pengacara untuk mewakilkannya di pengadilan.
“Saya memiliki rasa percaya diri yang besar pada sistem pengadilan dan keadilan yang berlaku,” demikian pernyataannya pada Al Arabiya News seperti yang dilaporkan pada Senin (3/2).
Di Arab Saudi, rasisme merupakan tindak kriminal.
Permohonan Maaf Pelaku
Husawi mengatakan pada Al Arabiya News pada Rabu (5/2) di Riyadh bahwa ketiga pelaku penyerangan telah menyampaikan permohonan maafnya. Hal ini mendorongnya untuk mencabut tuntutannya pada ketiga perempuan tersebut.
“Saya merasa senang bagaimana proses hukum telah berkembang sejauh ini; saya benar-benar beruntung dapat mencapai sebuah kesepakatan dan menerima permohonan maaf dari mereka,'" ujar Husawi.
“Percaya atau tidak, kami kini menjadi teman baik. Anugerah terbaik datang melalui kesulitan,” kata dia.
Husawi mengatakan bahwa ayahnya tidak ingin ia menempuh jalur hukum untuk menuntut ketiga perempuan tersebut, bahkan memintanya untuk memaafkan mereka yang telah menyebutnya “abda”.
“Tujuan saya adalah untuk melihat bagaimana putusan pengadilan atas kasus ini namun saya juga mengatakan pada pengacara saya bahwa saya hendak memaafkan mereka sebelum hakim memutuskan hukuman itu,” Husawi menambahkan.
“Titik baliknya bagi saya dari perjalanan selama tiga bulan ini dan adanya berbagai upaya permintaan maaf adalah ketika salah satu dari tiga perempuan itu mengatakan bahwa Tuhan telah menghukumnya, suaminya menceraikannya dan ia sedang melalui begitu banyak cobaan dalam kehidupan pribadinya sejak insiden tersebut,” kata dia.
“Saya melihat matanya dan saya merasa tidak enak terhadapnya karena kita semua melakukan kesalahan. Saya berdiri dan memeluknya dan menangis lama karena saya tidak tahu harus berkata apa,” tambahnya.
Suami Husawi, David McCarthy menegaskan bahwa istrinya tidak mengharapkan ketiga perempuan itu dihukum karena ucapan rasisnya. Ia mengatakan bahwa Husawi ingin mereka mendapatkan pelajaran bahwa rasisme adalah hal yang salah dan berbahaya.
Pasangan itu mengatakan bahwa mereka puas dengan sistem peradilan Arab Saudi dan membandingkan dengan pengalaman mereka di Amerika.
Husawi mengatakan bahwa ia juga pernah menjadi korban rasisme di Amerika, namun saat itu ia tidak bisa menempuh jalur hukum di sana karena tindakan memanggil seseorang dengan “kata N” (Negro) dilindungi oleh undang-undang kebebasan berekspresi.
Husawi, Rosa Parks dari Arab Saudi
Berbagai surat kabar menyebut Nawal al-Husawi sebagai Rosa Parks (seorang aktivis Amerika yang berkulit hitam yang memperjuangkan hak sipil) dari Arab Saudi karena perjalanan yang ia tempuh guna mendapat keadilan dan meningkatkan kesadaran pada isu rasisme.
“Rasisme merupakan masalah kemanusiaan,” ujar Husawi.
Ia juga mengatakan, “Arab Saudi sama dengan negara lainnya, tidak bebas dari orang-orang rasis.”
Ia menyalahkan media yang justru semakin menyulut situasi dengan sentimen rasis. Ia mengatakan bahwa beberapa media menggambarkan orang-orang keturunan Afrika dengan negatif.
Percaya dengan kekuatan media sosial, Husawi kini mulai melakukan kampanye antirasisme melalui Twitter dengan menggunakan kata #abda untuk meningkatkan kesadaran tentang rasisme di Arab Saudi.
“Saya mulai membuat tweet berseri untuk menitikberatkan pada rasisme,” ujarnya. Ia kembali menambahkan, “Saya ingin membuat insiden ini tidak sia-sia dengan meningkatkan kesadaran mengenai isu rasisme ini dan mengubah penghinaan yang buruk ini menjadi sesuatu yang positif.”
Saat ini Husawi berada dalam proses pembentukan lembaga non-profit yang diberi nama “Adam Foundation” untuk meningkatkan kesadaran untuk melawan rasisme. Dan ia mengatakan bahwa para perempuan yang menyerangnya itu kini menjadi anggota dalam kampanye yang dilakukannya.
Husawi yang berasal dari wilayah barat Kerajaan Saudi di Hijaz, menikah dengan seorang Amerika yang berkulit putih.
“Hijaz terdiri atas banyak budaya dan ras, dan bahkan sebagian orang lebih memilih menikah dengan seorang non-Saudi,” kata dia. (alarabiya.net)
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...