Loading...
DUNIA
Penulis: Sabar Subekti 21:19 WIB | Jumat, 27 Desember 2013

Serangan Bom di Beirut, Membunuh Mantan Menteri Keuangan

Serangan Bom di Beirut, Membunuh Mantan Menteri Keuangan
Petugas pemadam kebakaran dan aparat keamanan bekerja di lokasi ledakan bom mobil yang mengguncang pusat Beirut, Jumat (27/12) menewaskan Mohamed Chatah (Shatah), mantan penasihat perdana menteri Lebanon Saad Hariri. (Foto: AFP)
Serangan Bom di Beirut, Membunuh Mantan Menteri Keuangan

BEIRUT, SATUHARAPAN.COM - Sebuah ledakan besar mengguncang pusat kota Beirut, Libanon, hari Jumat (27/12). Ledakan terjadi  di dekat Phoenicia Hotel dan disebutkan  membunuh mantan Menteri Keuangan, Mohammed Shatah, dan enam orang lainnya.

Saluran televisi setempat menunjukkan pemandangan asap tebal di dekat Serail, tempat kantor perdana menteri Lebanon berada, dan sebuah distrik komersial utama di mana banyak terdapat toko, bank, dan restoran.

Rekaman yang disiarkan oleh Future TV menunjukkan orang-orang yang terbakar, sementara yang lain tergeletak di tanah. Beberapa orang berlumuran darah, serta kebakaran di beberapa titik lain ketika ambulans bergegas ke daerah yang dilanda kekacauan.

Beirut dilanda beberapa serangan mematikan selama beberapa bulan terakhir, termasuk dua bom bunuh diri pada November yang menargetkan kedutaan Iran dan pengeboman di markas gerakan Syiah, Hizbullah, di selatan ibu kota selama musim panas.

Mohammed  Shatah adalah penasihat mantan Perdana Menteri Saad Hariri seperti diumumkan oleh Gerakan Al-Mustaqbal. Sebuah kertas identifikasi menunjukkan nama mantan menteri tersebut di lokasi ledakan. Jenazah Shatah dan pengawalnya dibawa ke Rafik Hariri University Hospital.

Ancaman Stabilitas

Berbagai laporan mengatakan ledakan itu dari bom mobil. Media setempat, almanar.com.lb, menyebutkan ledakan menargetkan konvoi seorang tokoh politik terkemuka Lebanon. Hal ini menandai mengancam yang akan membawa ketidakstabilan lebih lanjut untuk sebuah negara yang sudah tegang selama perang sipil  di negara tetangganya, Suriah.

Media itu menyebutkan serangan dilakukan oleh seorang pembom bunuh diri. Selain membunuh Mohammed Shatah, dan lima orang lainnya, juga  melukai sedikitnya 70 orang lainnya.

Ledakan itu terdengar di seluruh Beirut, kaca-kaca di gedung perkantoran dalam beberapa blok pecah. Di tempat itu pada tahun 2005 terjadi serangan terhadap tokoh Libanon, dan ayah perdana menteri, Rafik Hariri.

Sidang Tokoh Hizbullah

Sementara itu, di Libanon akan diselenggarakan persidangan terhadap tokoh Hizbullah yang didakwa melakukan serangan mematikan dalam beberapa pekan ke depan. Namun sejauh ini belum ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas serangan hari Jumat itu.

Dalam beberapa bulan terakhir, stabilitas Libanon terguncang  oleh sejumlah insiden kekerasan, termasuk serangan terhadap  Kedutaan Besar Iran di pinggiran selatan Beirut pada bulan November.

Serangan itu  menargetkan kubu kelompok politik dan militan Libanon, Hizbullah, dan serangan diklaim dilakukan oleh kelompok Al-Qaeda Libanon  yang disebut Brigade Abdullah Azzam. Hal itu sebagai serangan atas keterlibatan Hizbullah dan Iran dalam membela rezim Presiden Suriah, Bashar Al-Assad.

Pengritik Hizbullah

Shatah dikenal sebagai pengritik Hizbullah dan pemerintah Suriah. Dia menjadi  penasihat  senior Hariri pada 1990-an, sebelum pemberontakan rakyat memaksa tentara Suriah menarik diri dari Lebanon.

Sebelum kematiannya, Shatah  bahkan mengkritik Hizbullah melalui akun Twitternya. Penasihat Hariri lainnya, Amal Mudallali, mengatakan kepada The Huffington Post bahwa kematian Shatah adalah kerugian bagi kekuatan moderat di Lebanon.

"Dia mewakili kelompok moderat dan rasionalitas di mana selama sembilan tahun terakhir  (negeri ini) sama sekali tidak rasional," kata dia. "Dia benar-benar orang yang rasional di ruang yang sama sepanjang waktu.  Dia merupakan yang terbaik yang Lebanon miliki dan itulah yang mereka bunuh. Mereka membunuh moderat dan mereka ingin Lebanon menjadi tempat hanya bagi kelompok radikal dan ekstrimis,” kata dia.

Chatah belajar di University of Texas, danpernah menjadi  Duta Besar Libanon di Washington pada  1997-2000. (almanar.com.lb /AFP / huffingtonpost.com)


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home