Serangan Roket dari Lebanon Selatan Bahayakan Stabilitas Palestina
BEIRUT, SATUHARAPAN.COM – Dua roket ditembakkan dari kawasan warga di El Khiam di Lebanon selatan ke arah Kiryat Shimona di Israel bagian utara dan mengundang serangan balasan oleh militer Israel ke daerah itu.
Tembakan pada Minggu (29/12) pukul 07:00 waktu setempat itu bisa mengganggu upaya perdamaian yang tengah dipersiapkan untuk Palestina dan Israel pada tahun depan.
Tembakan roket itu dibalas dengan serangan artileri dari tentara Israel (IDF) hingga 32 kali dari militer Israel yang diarahkan ke daerah dari mana roket itu berasal.
Sejauh ini belum ada laporan tentang korban atau kerusakan dari kedua sisi, dan belum ada pihak yang mengklaim bertanggung jawab atas serangan roket itu. Pasukan PBB di Lebanon (UNIFIL) bekerja sama dengan Angkatan Bersenjata Lebanon (LAF) tengah menyelidiki insiden itu.
Sekretaris Jenderal PBB, Ban Ki-moon mendesak para pihak secara maksimum menahan diri.
"Sekjen menghargai kerja sama kedua Pemerintah Lebanon dan Israel dengan upaya UNIFIL untuk mencegah eskalasi lebih lanjut dari kejadian tersebut, serta komitmen mereka untuk penghentian permusuhan di sepanjang Blue Line (perbatasan Israel-Lebanon),” kata juru bicara Ban mengatakan dalam sebuah pernyataan di markas PBB di New York.
"Sekjen mendesak semua aktor untuk mengendalikan diri secara maksimum dan mencegah insiden lebih lanjut dengan potensi destabilisasi dan eskalasi di wilayah tersebut," kata dia.
Melanggar Resolusi
Komandan Pasukan UNIFIL, Mayor Jenderal Paolo Serra, segera mengontak rekan-rekan di LAF dan IDF untuk mendesak para pihak mencegah eskalasi situasi.
"Ini adalah insiden yang sangat serius melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB Nomor 1701 dan jelas diarahkan pada merusak stabilitas di kawasan," kata Mayjen Serra mengacu pada resolusi yang mengakhiri perang 2006 antara Israel dan kelompok Hizbullah Lebanon.
"Penting bagi UNIFIL untuk memastikan bahwa tidak ada eskalasi lebih lanjut dari situasi itu dan saya telah diyakinkan para pihak tentang komitmen mereka untuk penghentian permusuhan terus."
UNIFIL didirikan pada tahun 1978 dan bertugas untuk memastikan bahwa wilayah antara Blue Line dan Sungai Litani bebas dari senjata, personel, dan aset yang tidak sah. Hal itu juga bekerja sama dengan LAF sehingga mereka dapat memenuhi tanggung jawab keamanan mereka. (un.org)
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...