Serangan Udara Israel ke Gaza, 25 Warga Palestina Tewas
Hamas menyerang dengan meluncurkan ratusan roket ke Israel setelah kerusuhan di Yerusalem, dan dibalas dengan serangan udara Israel.
YERUSALEM, SATUHARAPAN.COM-Konfrontasi antara Israel dan Hamas yang dipicu oleh ketegangan selama beberapa pekan di Yerusalem yang diperebutkan meningkat pada hari Selasa (11/5). Israel melancarkan serangan udara baru di Gaza, menewaskan lebih dari 25 warga Palestina, sementara gerilyawan Hamas menyerang Israel selatan dengan ratusan roket, menewaskan dua orang Israel.
Sejak matahari terbenam pada hari Senin (10/5), 26 warga Palestina, termasuk sembilan anak-anak dan seorang perempuan tewas di Gaza, sebagian besar oleh serangan udara, kata pejabat kesehatan di sana. Militer Israel mengatakan setidaknya 16 orang yang tewas adalah militan.
Dua perempuan tewas oleh roket yang ditembakkan dari Gaza yang menghantam rumah mereka di kota Ashkelon, korban tewas Israel pertama dalam kekerasan saat ini. Setidaknya 10 orang Israel lainnya terluka sejak Senin malam.
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengatakan para pejabat memutuskan untuk "meningkatkan kekuatan dan kecepatan serangan" terhadap kelompok militan Hamas dan Jihad Islam di Jalur Gaza. “Hamas akan menerima pukulan sekarang yang tidak diharapkannya,” katanya.
Mesir mencoba menengahi gencatan senjata, tetapi siklus kekerasan mendapatkan momentumnya di wilayah itu. Bahkan sebelum dua kematian Israel, militer Israel mengatakan telah mengirim bala bantuan pasukan ke perbatasan Gaza dan menteri pertahanan memerintahkan mobilisasi 5.000 tentara cadangan.
Rentetan serangan roket dan serangan udara didahului oleh bentrokan selama berjam-jam antara Palestina dan pasukan keamanan Israel pada hari Senin, termasuk konfrontasi dramatis di kompleks Masjid Al-Aqsa di Yerusalem, sebuah situs suci bagi orang Yahudi dan Muslim.
Kekerasan saat ini, seperti putaran sebelumnya, termasuk intifada terakhir, atau pemberontakan, telah dipicu oleh klaim yang saling bertentangan atas Yerusalem, yang merupakan inti emosional dari konflik yang berkepanjangan.
Kerusuhan telah meluas, ratusan penduduk komunitas Arab di seluruh Israel melakukan demonstrasi semalam, mengecam tindakan pasukan keamanan Israel baru-baru ini terhadap warga Palestina. Itu adalah salah satu protes terbesar oleh warga Palestina di Israel dalam beberapa tahun terakhir.
Israel dan Hamas telah berperang tiga kali dan banyak pertempuran kecil sejak kelompok militan itu menguasai Gaza pada tahun 2007.
Putaran pertempuran baru-baru ini biasanya berakhir setelah beberapa hari, seringkali dibantu oleh mediasi di belakang layar oleh Qatar, Mesir, dan negara lainnya.
Seorang pejabat Mesir mengkonfirmasi bahwa negara itu mencoba menengahi gencatan senjata. Tetapi pejabat itu, yang berbicara dengan syarat anonim karena dia membahas isu diplomasi sensitif, mengatakan tindakan Israel di Yerusalem telah memperumit upaya tersebut. Seorang pejabat keamanan Palestina, juga berbicara dengan syarat anonim, mengkonfirmasi upaya gencatan senjata. (AP)
Editor : Sabar Subekti
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...