Setiap Tahun 270.000 Pejalan Kaki Tewas Kecelakaan Lalu Lintas
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM – Lalu lintas dan jalan raya telah menjadi pembunuh yang serius terhadap manusia di seluruh dunia. Para pejalan kaki pun telah menjadi korban, sekalipun mereka berada di trotoar atau menyeberang jalan pada zebra cross.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO / World Health Organizatioan) baru-baru ini menyebutkan bahwa sedikitnya 270.000 pejalan kaki meninggal di jalan setiap tahunnya. Oleh karena itu, lembaga ini meminta pemerintah untuk meningkatkan keselamatan lalu lintas.
Menurut WHO, korban pejalan kaki adalah 22 persen dari total kecelekaan lalu lintas jalan sebesar 1,24 juta kematian. Angka ini belum termasuk korban luka dan cacat pada kecelakaan lalu lintas jalan. "Para pejalan kaki di seluruh dunia, setiap hari, menghadapi segudang tantangan setiap hari," kata kata Assisten Direktur WHO, Oleg Chestnov.
"Pemerintah, pejalan kaki dan kita semua harus membuat kebijakan melindungi pejalan kaki,” kaya dia. Hal ini tidak hanya akan menyelamatkan nyawa manusia, tetapi juga menciptakan kondisi yang diperlukan untuk mejamin keamanan dan keselamatan pejalan kaki.
Jika jalan-jalan aman, khususnya trotoar, maka akan ada lebih banyak orang yang berjalan kaki. Hal ini akan meningkatkan kesehatan dan melindungi lingkungan. Dengan banyak orang berjalan, akan mengurangi konsumsi bahan bakar.
Disebutkan, pejalan kaki adalah kelompok yang paling rentan di antara pengguna jalan. Sebuah studi menunjukkan bahwa korban pejalan kaki paling benyak adalah laki-laki, anak-anak dan orang dewasa, baik korban meninggal maupun luka-luka. Di negara maju, pejalan kaki yang lebih tua lebih berisiko, sedangkan di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah, anak-anak dan orang dewasa muda yang sering menjadi korban.
Di sisi lain, para penyandang cacat, baik anak-anak maupun orang dewasa menjadi korban dalam tingkat yang tinggi, dan mereka mengalami cedera. Persentase mereka lebih tinggi dibandingkan dengan orang lain yang tidak cacat.
Lebih dari 5.000 pejalan kaki tewas di jalan-jalan di dunia setiap minggu. Hal ini karena kebutuhan mereka telah diabaikan selama beberapa dekade. Mereka seringkali menjadi korban pengendara kendaraan bermotor, kata Direktur Departemen Kekerasan dan Pencegahan Cedera dan Cacat, WHO, Etienne Krug.
Berbagai negara dan pemerintah perlu memikirkan kembali cara mengatur sistem transportasi untuk menjamin keamanan dan keselamatan nyawa pejalan kaki. WHO dan mitra-mitranya juga telah mempublikasikan panduan keselamatan jalan bagi para pengambil kebijakan dan praktisi.
Materi itu mempromosikan menggabungkan penegakan hukum, teknik dan pendidikan. Juga langkah-langkah mengadopsi undang-undang baru untuk mengurangi perilaku ngebut, menghentikan minum dan mengemudi, mengurangi penggunaan ponsel, meningkatkan penerangan jalan dan menempatkan infrastruktur yang memisahkan pejalan kaki dari lalu lintas lain.
Editor : Sabar Subekti
Satu Kritis, Sembilan Meninggal, 1.403 Mengungsi Akibat Erup...
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Sebanyak 1.403 korban erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki di Flores Timur, N...