Sidang MPL PGI 2016 Dimulai 22 Januari
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Sidang Majelis Pekerja Lengkap Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (MPL PGI) akan akan dilaksanakan di Wisma Retret Methodis, Bangun Dolok, Parapat, Sumatera Utara, mulai pembukaan hari Jumat (22/1) sampai dengan Selasa (26/1).
“Pembukaan yang resmi tanggal 22 (Jumat 22/1, red), tapi biasanya kalau sidang MPL akan didahului Rapat MPH PGI (Majelis Pekerja Harian PGI, red) tanggal 20 (hari Rabu 20/1, red). Rapat MPH ini adalah untuk mempersiapkan materi-materi dan hal-hal teknis yang akan dibahas dalam sidang MPL tersebut,” kata Kepala Biro Hubungan Masyarakat Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia, Jeirry Soumampouw, kepada para pewarta, hari Senin (18/1) di Gedung Grha Oikoumene, Jakarta.
Jeirry menjelaskan setelah sidang MPH keesokan harinya hari Kamis (21/1), di Parapat, Sumatera Utara akan dilaksanakan pertemuan antara para pemimpin gereja dengan mitra-mitra gereja di luar negeri.
Ia menambahkan Sidang MPL adalah sidang rutin tahunan yang dilaksanakan PGI. Tempat pelaksanaan Sidang MPL ditetapkan oleh sidang sebelumnya dan tuan rumah adalah Gereja Methodis Indonesia (GMI).
Sesuai Tata Dasar PGI Pasal 14 ayat 4 tugas Sidang MPL adalah mengawasi pelaksanaan keputusan Sidang Raya PGI, menetapkan program kerja tahunan PGI yang merupakan penjabaran lebih rinci dari dokumen-dokumen keesaan gereja yang telah ditetapkan oleh SR, menetapkan anggaran pendapatan dan belanja tahunan PGI, menampung dan menyelesaikan persoalan-persoalan yang timbul antara dua sidang raya (sidang raya yang sebelum Sidang MPL, dan yang akan dijalani setelah MPL), menerima dan menilai laporan tahunan termasuk laporan keuangan atau perbendaharaan yang disampaikan Majelis Pekerja Harian.
“Sidang ini memberi arahan untuk satu tahun yang akan berjalan, dan akan fokus isu-isu apa saja yang akan menjadi fokus pelayanan gereja satu tahun ini, nah pikiran pokok ini merupakan turunan dari Sidang Raya 2014 lalu,” kata dia.
Ia menjelaskan bahwa ada beberapa poin penting yang berkaitan dengan pergumulan PGI selama beberapa tahun belakangan dan berkaitan dengan spiritualitas keugaharian, dan tumbuh bersama memelihara keberagaman.
“Pokok pikiran ini (spiritualitas keugaharian, red) akan dibicarakan di diskusi panel Sidang MPL, ini ya itu tadi turunan dari Sidang Raya, karena adanya kemiskinan dan lain lain,” ia menambahkan.
“Kalau pikiran pokok ini akan ada pembicaraan di panel diskusi, tapi keugaharian tidak hanya akan difokuskan kepada hidup sederhana, dan kecukupan dalam lingkup gereja, tetapi juga bagaimana itu dikembangkan dalam konteks keberagaman sebagai bangsa,” ia menambahkan.
Jeirry menjelaskan bahwa keugaharian merupakan hal yang dibicarakan lagi, pasca Sidang Raya PGI pada 2014, karena pokok spiritualitas keugaharian akan menjadi payung bagi pgi mengembangkan isu-isu lain yang akan digumuli gereja.
“Peserta Sidang MPL ini kan pemimpin gereja nah karena itu mereka bisa saja memunculkan isu baru di sidang nanti, nah, nantinya bisa saja isu dari para peserta akan mendapat respon peserta lainnya, dan nanti bisa saja akan mendapat rekomendasi khusus tentang isu khusus itu,” kata dia.
Tiga Hal Penting dalam Perbincangan Sidang MPL
Selain membicarakan Spiritualitas Keugaharian sebagai pokok pikiran pertama yang dianggap penting, Jeirry menambahkan bahwa pokok pikiran kedua yakni tugas panggilan gereja dalam konteks kebebasan beragama dan berkeyakinan.
“Kita mau mendorong ada semacam dokumen yang disepakati tentang kehidupan bersama dalam konteks kebebasan beragama dan berkeyakinan, ini merupakan hasil studi yang dilakukan litbang selama setahun belakangan ini,” kata dia.
Pokok pikiran terakhir yang dibicarakan di Sidang MPL yakni, Jeirry menambahkan, tentang kerusakan ekologi seperti yang tercermin di Sidang Raya PGI pada 2014.
“Pelaksanaan Sidang MPL kali ini di pinggir Danau Toba sengaja dipilih sebagai tempat penyelenggaraan, karena memang kita memberi concern bahwa Danau Toba dari tahun ke tahun makin rusak jadi ada concern kerusakan lingkungan, nah itu akan secara khusus dikaitkan dengan spiritualitas keugaharian,” kata Jeirry.
Ia menjelaskan dalam pembukaan Sidang MPL akan hadir Menteri Agama, Lukman Hakim Syaifuddin, didampingi Direktur Jenderal Pembinaan Masyarakat (Dirjen Bimas) Kristen, Oditha Hutabarat. Pemerintah Daerah Propinsi Sumatera Utara.
Ia menambahkan Peserta sidang MPL adalah anggota sidang MPL ynag terdiri dari wakil atau pemimpin gereja anggota PGI, semua anggota MPH PGI, wakil PGI Wilayah/ Sinode Am Gereja, dan wakil unsur pemuda yang ditetapkan oleh Pertemuan Raya Pemuda Gereja, dan wakil unsur perempuan yang ditetapkan oleh Pertemuan Raya Perempuan Gereja.
“Biasanya akan hadir utusan lembaga-lembaga keumatan kristen, lembaga-lembaga mitra, perwakilan warga gereja bukan pendeta dan unsur perwakilan perempuan dan pemuda. Jumlah peserta yang akan hadir diperkirakan berjumlah 300 orang,” Jeirry mengakhiri penjelasannya.
Editor : Bayu Probo
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...