Singapura di Ambang Resesi
SINGAPURA, SATUHARAPAN.COM - Ekspor Singapura turun tajam pada Agustus karena melemahnya permintaan dari Tiongkok dan Eropa. Hal itu terungkap dari data resmi yang dilansir pada hari Kamis (17/9) yang meningkatkan kemungkinan resesi teknikal dalam kuartal ketiga untuk ekonomi yang bergantung perdagangan itu.
Ekspor domestik non-minyak anjlok 8,4 persen dari setahun lalu,
badan promosi perdagangan International Enterprise (IE) Singapura mengatakan. Penurunan itu lebih curam daripada yang para analis prediksi dan mencerminkan pelambatan umum dalam ekspor Asia karena permintaan global lemah.
"Buruknya kinerja ekspor pada Agustus telah mendorong ekonomi lebih dekat ke resesi teknikal," kata DBS Bank dalam komentar pasar.
"Ini jauh lebih tinggi daripada ekspektasi pasar turun 3,5 persen."
Ia menambahkan, "headwinds (gangguan ekonomi) eksternal timbul dari pelambatan dalam pertumbuhan Tiongkok yang akan menjadi alasan utama di balik hasil mengerikan".
Produk domestik bruto (PDB) Singapura mengalami kontraksi 4,0 persen kuartal-ke-kuartal dalam tiga bulan sampai Juni, mendorong pemerintah untuk memotong perkiraan pertumbuhan PDB resmi tahun ini menjadi 2,0-2,5 persen dari 2,0-4,0 persen sebelumnya.
Kontraksi yang sama pada kuartal ketiga yang berakhir September, berarti ekonomi akan berada dalam resesi teknikal, didefinisikan sebagai penurunan PDB dalam dua kuartal berturut-turut. Hal ini lebih ringan daripada resesi yang berkembang sepenuhnya.
Bank of America Merrill Lynch mengatakan angka Agustus "memupus harapan pemulihan ekspor" untuk Singapura, ekonomi kecil dan terbuka yang sangat bergantung pada perdagangan eksternal.
"Kemungkinan bahkan lebih besar daripada bahwa ekonomi Singapura tergelincir ke dalam resesi teknikal ... pada kuartal ketiga, dalam pandangan kami," katanya dalam sebuah catatan.
Angka-angka ekspor lemah sedang terseret oleh penurunan ekspor
produk elektronik, seperti bagian sirkuit terpadu, komponen komputer dan disk drive, serta barang-barang non-elektronik seperti petrokimia dan farmasi.
Data resmi menunjukkan bahwa ekspor ke Tiongkok turun 8,2 persen pada Agustus, mengalami percepatan dari penurunan 1,6 persen pada Juli.
Ekspor ke Eropa menyusut 9,0 persen dan pengiriman ke Jepang turun 8,1 persen, tetapi ekspor ke AS naik 8,8 persen.
"Penurunan yang lebih tajam dari perkiraan (ekspor) pada Agustus membawa kembali ketakutan tentang pelambatan pertumbuhan global yang terkait dengan pertumbuhan lesu di Tiongkok, serta di Eropa -- yang keduanya mitra ekspor terbesar Singapura," kata United Overseas Bank dalam sebuah catatan.
Beberapa analis mengatakan penurunan ekspor bisa mendorong Otoritas Moneter Singapura, bank sentral negara kota, untuk memperlonggar kebijakan moneternya selama pertemuan Oktober.
Dolar Singapura yang melemah akan membuat harga ekspor negara itu lebih kompetitif di pasar global.
Tidak seperti kebanyakan negara besar, kebijakan moneter Singapura berfokus pada mengelola nilai tukar mata uang daripada suku bunga. (AFP)
Editor : Eben E. Siadari
Laporan Ungkap Hari-hari Terakhir Bashar al Assad sebagai Pr...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Presiden terguling Suriah, Bashar al Assad, berada di Moskow untuk menghad...