Skenario Memakzulkan Donald Trump
WASHINGTON, SATUHARAPAN.COM - Di tengah gelombang unjuk rasa menolak Donald Trump, di Amerika Serikat muncul wacana untuk memakzulkan presiden terpilih itu.
Konstitusi Amerika Serikat memang membuka kemungkinan memakzulkan presiden. Kekuasaan itu ada di tangan Senat, setelah parlemen (House of Representative) melakukan pemungutan suara. Senat menguji kasus yang diajukan apakah layak untuk memakzulkan seorang presiden.
Namun, apakah ada alasan kuat untuk memakzulkan Trump?
Berbagai pendapat mengemuka. Salah satu yang paling menarik adalah yang dikemukakan oleh Allan Lichtman, seorang profesor Ilmu Politik di American University, Washington.
Ada dua alasan mengapa pendapatnya menarik. Pertama, Lichtman adalah satu dari sedikit ilmuwan yang memprediksi dengan tepat bahwa Trump akan memenangi pemilihan presiden kali ini jauh sebelum pilpres dimulai. Dan prediksinya didasarkan pada metode ilmiah yang ia rancang sendiri, yang sudah ia beberkan lewat bukunya, Predicting the Next President: The Keys to the White House.
Kedua, ia meramalkan bahwa Donald Trump akan dimakzulkan, dan yang memakzulkannya bukan gerakan masyarakat, seperti mereka yang menginisiasi petisi online pemakzulan Trump belakangan ini. Lichtman meramalkan, Trump justru akan dimakzulkan oleh partainya sendiri.
Kemungkinan adanya skenario pemakzulan itu disampaikan oleh Lichtman kepada The Washington Post, jauh sebelum Trump diketahui akan memenangi pilpres. Lichtman mengatakan itu pada akhir September lalu.
"Mereka (Partai Republik) tidak menyukai dia (Trump). Dia tidak terduga. Mereka menyukai Pence (Mike Pence, wakil presiden terpilih), seorang yang mematuhi aturan, konservatif, Republikan yang terkontrol.Dan saya sangat yakin akan ada alasan untuk Trump dimakzulkan, apakah itu karena dia melakukan sesuatu yang mengancam keamanan nasional atau karena dia memperkaya diri sendiri," kata Litchman.
Tidak seperti prediksinya yang tepat tentang Trump akan memenangi kursi presiden yang didasarkan pada metode ilmiah, Lichtman mengakui prediksinya tentang pemakzulan ini hanya merupakan tebakan.
Meskipun demikian, prediksi Lichtman tersebut tak dapat dianggap enteng. Sebab, mereka yang tak puas pada reputasi Trump sekaligus yang kecewa atas hasil piplres, memang sedang berusaha mencari cara memakzulkan Trump.
Beberapa hari lalu, sebuah petisi online mengenai pemakzulan Trump telah menuai ribuan tanda tangan. Berbagai kasus kejahatan dipakai sebagai alasan pemakzulan, termasuk kejahatan seksual, pemerasan hingga penipuan.
Bagi David Brooks, seorang kolumnis The New York Times, yang juga memprediksi Trump akan dimakzulkan, alasan utama pemakzulan Trump bukan soal kejahatan dan penipuan.
"Masalah utama Trump di pemerintahan bukan pada beberapa ideologi fasisnya; Masalah utamanya adalah rentang perhatian pada diri sendiri-nya, kebodohan dan ketidak-kompetenan. Jika dia dibiarkan berbicara panjang lebar saja sementara orang lain yang dibiarkan untuk menjalankan negara dan mendorong rencana pembangunan infrastruktur, mungkin tidak akan menjadi bencana," tulis dia dalam sebuah kolomnya, berjudul The View from Trump Tower.
Oleh karena itu, menurut dia, perlu sebuah gerakan untuk mempersiapkan era sesudah Trump.
David Brook memperkirakan Trump akan mengundurkan diri atau dimakzulkan tahun ini juga.
"Masa depan lebih dekat dari yang Anda pikir," tulis dia.
Tentara Ukraina Fokus Tahan Laju Rusia dan Bersiap Hadapi Ba...
KHARKIV-UKRAINA, SATUHARAPAN.COM-Keempat pesawat nirawak itu dirancang untuk membawa bom, tetapi seb...