Snowden Undang Pertemuan Perwakilan Sejumlah Organisasi HAM
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM - Edward Snowden, mantan intelijen Amerika Serikat yang tengah diburu oleh negara itu, mengadakan pertemuan dengan perwakilan dari organisasi hak asasi manusia Rusia di Sheremetyevo, Moskow. Demikian dikatakan petugas bandar udara di mana Snowden berada.
"Pertemuan tersebut pada pukul 5:00 (waktu setempat). Kami akan memberikan akses dan lokasi untuk pertemuan," kata petugas itu. Pertemuan diharisi wakil dari Amnesty International, Human Rights Watch, Komisi Tinggi PBB untuk Pengungsi, pengacara ternama Genrikh Padva dan kepala organisasi hak asasi manusia Rusia Resistance, Olga Kostina.
Snowden dicari pihak Washington atas tuduhan spionase dan pencurian kekayaan setelah ia membocorkan rincian program rahasia. Dia bersembunyi di zona angkutan di bandar udara Sheremetyevo sejak tiba pada 23 Juni dengan penerbangan dari Hong Kong. Upaya puluhan wartawan untuk menemukan Snowden belum berhasil bahkan juga untuk mendapatkan pernyataan resmi sejak kedatangannya di Moskow.
Undangan pertemuan itu muncul di jejaring sosial Facebook dikirim oleh Tatyana Lokshina, wakil direktur Human Rights Watch cabang Moskow. Dia mengatakan menerima undangan tersebut pukul lima sore, hari Kamis dari alamat email edsnowden@lavabit.com.
Pengirim email mengatakan bahwa ia telah "sangat beruntung untuk menikmati dan menerima banyak tawaran dukungan dan suaka dari negara-negara pemberani di seluruh dunia... Sayangnya, dalam beberapa pekan terakhir, kami telah menyaksikan kampanye resmi oleh pejabat pemerintah AS untuk menolak hak saya untuk mencari dan menikmati suaka ini. "
Snowden, yang paspornya telah dicabut oleh Amerika Serikat, telah mengajukan lebih dari 20 aplikasi suaka ke negara-negara di seluruh dunia, termasuk Bolivia, Nikaragua dan Venezuela yang siap untuk menawarkan berlindung.
Presiden Rusia, Vladimir Putin, mengatakan Moskow tidak akan mengekstradisi Snowden ke Amerika Serikat, di mana ia bisa menghadapi hukuman mati. Pada saat yang sama, Kremlin telah mencoba untuk menjaga jarak dari kasus ini, menekankan bahwa hal ini adalah masalah hak asasi manusia. (ria.ru)
Editor : Sabar Subekti
Prasasti Batu Tertua Bertuliskan Sepuluh Perintah Tuhan Terj...
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Prasasti batu tertua yang diketahui yang bertuliskan Sepuluh Perintah Tuha...