Soal Zona Pertahanan Udara, Australia Panggil Dubes China
SYDNEY, SATUHARAPAN.COM - Australia mengatakan pihaknya memanggil duta besar China untuk menyampaikan penolakan terhadap zona identifikasi pertahanan udara di Laut China Timur yang diumumkan China secara mendadak.
“Momen dan cara pengumuman China tidak membantu sehubungan dengan ketegangan regional saat ini, dan tidak akan berkontribusi terhadap stabilitas regional,” kata Menteri Luar Negeri Australia, Julie Bishop, dalam sebuah pernyataan, Selasa (26/11).
“Australia secara jelas menyampaikan penolakannya terhadap semua tindakan paksaan atau sepihak untuk mengubah status quo di Laut China Timur,” kata dia menegaskan.
Bishop mengatakan bahwa Departemen Luar Negeri dan Perdagangan memanggil duta besar China pada Senin “untuk menyampaikan keprihatinan Pemerintah Australia dan meminta penjelasan atas intensif China.”
Deklarasi China atas zona pertahanan udara di Laut China Timur semakin meningkatkan ketegangan di wilayah tersebut.
Didukung Rakyat
Sementara itu, mayoritas penduduk China menyatakan mendukung deklarasi zona pertahanan udara di atas teritorial sengketa, sebagaimana diungkapkan sebuah rurvei yang dirilis pada Selasa (26/11), meskipun langkah tersebut meningkatkan ketegangan secara tajam di kawasan itu.
Sebuah surat kabar yang sangat dekat dengan partai Komunis China, Global Times, melakukan survei terhadap lebih dari 1.100 orang dewsa di tujuh kota besar. Hasil survei tersebut menunjukkan hampir 85 persen responden percaya bahwa Air Defense Identification Zone di atas area yang meliputi kepulauan di bawah kekuasaan Jepang akan “melindungi keamanan udara (China)”.
Selain itu, 53,6 persen responden percaya bahwa zona tersebut akan membantu mendorong persengketaan atas kepualaun yang dikenal sebagai Senkaku di Jepang dan Diaoyu di China akan menguntungkan Beijing. Sebanyak 39,5 persen lainnya merasa bahwa pembangunan tersebut akan “menciptakan lanskap yang lebih stabil bahkan dengan perebutan kekuasaan terjadi antara China dan Jepang.”
Sementara itu hanya 4,3 persen responden merasa pembangunan zona tersebut “akan merugikan China karena akan digunakan oleh Jepang untuk bermain-main dengan ketegasan militer China.”
Survei itu juga menanyakan responden tentang tanggapan mereka jika terdapat “pesawat asing secara ilegal masuk ke zona pertahanan udara.”
Hampir 90 persen menyarankan untuk menghubungi militer agar mengirimkan pesawat untuk “mencegat dan memerintahkan pesawat menjauh” dari zona tersebut, sementara 60 persen setuju dengan melepaskan tembakan “jika pemberian peringatan tidak efektif.”
Zona tersebut mengharuskan pesawat untuk mematuhi peraturan China, memicu respons sangat keberatan dari Tokyo dan Washington, dengan Perdana Menteri Jepang, Shinzo Ab,e mengimbau China untuk menahan diri. (AFP)
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...