Spiritualitas Panggilan yang Tergerus
Kenyataannya, kita tidak selalu dapat mengendalikan apa yang terjadi di hadapan kita!
SATUHARAPAN.COM – Retret kantor pada akhir tahun! Mundur sejenak dari hiruk pikuk pekerjaan dan berefleksi kembali tentang panggilan menyadarkan kami bahwa dalam hidup dan pekerjaan terkadang muncul hal-hal yang sulit dan pahit. Dan kita ingin keadaan itu segera berubah.
Kenyataannya, kita tidak selalu dapat mengendalikan apa yang terjadi di hadapan kita! Pada situasi seperti ini, ada yang mengungkapkan kekecewaan dan rasa frustasinya. Tetapi, ada juga yang menahan diri agar tidak dikuasai rasa kecewa dengan melihat sisi lain dari kepahitan yang dialami: ”Mungkin ada kehendak Tuhan yang akan mendidik kita untuk bersabar, mungkin situasi sulit ini adalah penundaan yang akan memberikan jalan yang lebih baik, mungkin dengan situasi sulit ini kita dimampukan untuk memahami pikiran orang lain, kita jalani dulu, pasti nanti ada jalan.”
Spiritualitas panggilan memang perlu senantiasa disegarkan agar karya kita tidak terkendala karena hadirnya realitas pahit dalam perjalanan kita. Memang butuh perjuangan yang sungguh, bahkan keras, agar pada akhirnya orang tetap setia pada panggilannya. Spiritualitas panggilan bisa tergerus ketika orang tidak mampu lagi menyikapi dengan bijak kesulitan yang dihadapi. Apakah kita akan menyerah atau melanjutkan perjuangan? Pilihan ada di tangan kita.
Mungkin kita tidak dapat mengubah dan mengendalikan situasi yang ada di hadapan kita. Tetapi, kita bisa mengubah dan mengendalikan sikap kita agar dapat bersikap bijak dalam menghadapi kesulitan dan kepahitan.
Beberapa tahun yang lalu seorang ibu sampai ngenes memikirkan anaknya yang memutuskan untuk mundur dari pekerjaan yang selama 12 tahun telah digelutinya. Banyak teman juga kecewa dengan keputusannya meninggalkan pekerjaan yang selama ini diyakininya sebagai sebuah panggilan. Akan tetapi, memang semua berpulang pada yang menjalani.
Sebuah panggilan yang tergerus? Sebuah panggilan yang ”dikhianati” karena menyerah dan putus asa! Saya jadi ingat salam yang disampaikan seorang teman kepada saya: ”Salam dan tetap semangat”. Ungkapan biasa, tetapi bagi saya memberi dorongan yang menguatkan!
Dan inilah yang seharusnya kita lakukan dalam menghayati panggilan. Tetap semangat, sambil mencari jalan keluar atas situasi sulit yang kita alami. Bukankah itu semua merupakan dinamika dalam hidup!
”Selamat berjuang untuk tetap menghayati panggilan!”
Editor: ymindrasmoro
Email: inspirasi@satuharapan.com
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...