Strategi Ketahanan Kota Meredam Dampak Perubahan Iklim
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Indonesia sebagai negara tropis kepulauan dengan kepadatan penduduk tinggi dan garis pantai terpanjang kedua di dunia berpotensi mengalami dampak perubahan iklim. Bencana kekeringan yang panjang, banjir, fluktuasi temperatur yang ekstrim, penurunan produktifitas pertanian, penyakit berbasis vektor, cuaca dan iklim ekstrim, serta degradasi lahan merupakan dampak perubahan iklim yang dirasakan Indonesia.
Kepala Sub Direktorat Iklim dan Cuaca Deputi Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup Bappenas Tri Dewi Virgiyanti mengatakan, “Guna menanggulangi permasalahan ini, strategi adaptasi perubahan iklim untuk mencapai ketahanan kota sangatlah signifikan guna mengatasi dampak perubahan iklim serta untuk mendukung pencapaian tujuan pembangunan.”
Tri Dewi Virgiyanti menyampaikan dalam Diskusi Media ‘Kota dan Dampak Perubahan Iklim’ di Jakarta pada Selasa (10/12) tentang pentingnya adaptasi dampak perubahan iklim. Karena fenomena dampak perubahan iklim semakin dirasakan masyarakat. Strategi adaptasi untuk membangun ketahanan kota menjadi elemen penting dalam implementasi Rencana Aksi Nasional Adaptas Perubahan Iklim (RAN API) yang saat ini sedang difinalkan Bappenas.
Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) mendukung upaya mengembangkan strategi ketahanan kota dengan merumuskan panduan kajian kerentanan perubahan iklim. Kajian ini diharapkan dapat menjadi panduan Pemerintah Daerah dalam mengkaji risiko perubahan iklim. Kepala Bidang Kerentanan Dampak Perubahan Iklim KLH Arif Wibowo menjelaskan bahwa KLH mengembangkan profil kerentanan dampak perubahan iklim untuk level nasional melalui program Sistem Informasi Data Indeks Kerentanan (SIDIK). Profil ini dapat membantu Pemerintah Pusat dalam menentukan prioritas adaptasi nasional.
Peran Media Menyoroti Dampak Perubahan Iklim
Peran media menjadi amat penting dalam hal menyoroti dampak perubahan iklim. Permasalahan adaptasi dampak perubahan iklim masih kurang disorot media massa. Padahal mitigasi dan adaptasi dampak perubahan iklim sama pentingnya untuk diterapkan dan harus segera pula dilaksanakan. Ratri Sutarto dari Asian Cities Climate Change Resilience Network (ACCCRN) Indonesia mengatakan.”Para jurnalis merupakan mata rantai penting dalam mewujudkan landasan diskusi antara Pemerintah dan masyarakat.”
Diskusi Media ‘Kota dan Dampak Perubahan Iklim’ini diharapkan dapat menjadi forum yang memberikan pemahaman mengenai adaptasi dampak perubahan iklim dengan menyeluruh. Mengingat peran media penting dalam menyediakan informasi kepada masyarakat supaya memahami dampak perubahan iklim dan cara beradaptasi dengannya.
Sekretaris Pokja Adaptasi Dewan Nasional Perubahan Iklim Ari Mochammad mengatakan.”Melalui diskusi ini diharapkan kerjasama lebih erat antara Pemerintah, publik, dan media terutama terkait penanggulangan isu-isu perubahan iklim dapat menjadi lebih efektif.”
Media bagi Pemerintah dapat menjadi sarana untuk memberikan masukan atas kinerja Pemerintah dan lembaga lain terkait permasalahan masyarakat yang ditimbulkan kebijakan adaptasi perubahan iklim.
Diskusi Media ‘Kota dan Dampak Perubahan Iklim’ diselenggarakan atas kerjasama Mercy Corps Indonesia, Rockefeller Foundation, Asian Cities Climate Change Resilience Network (ACCCRN) Indonesia, dan Society of Indonesian Environmental Journalist (SIEJ).
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Laporan Ungkap Hari-hari Terakhir Bashar al Assad sebagai Pr...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Presiden terguling Suriah, Bashar al Assad, berada di Moskow untuk menghad...