Studi: Masuknya Ribuan Migran Untungkan Ekonomi Jerman
BERLIN, SATUHARAPAN.COM – Perekonomian Jerman akan bertambah sehat dengan masuknya ratusan ribu imigran, antara lain dalam bentuk surplus penerimaan negara dari pembayaran pajak mereka. Tidak seperti retorika para anti-imigran yang menganggap para imigran akan menguras sumber daya ekonomi, kehadiran para imigran ini justru diperkirakan memberi dampak positif bersih terhadap perekonomian.
Studi yang diselenggarakan oleh Centre for European Economic Research (ZEW) untuk Bertelssman Foundation yang dipublikasikan November 2014, menunjukkan sebanyak 6,6 juta penduduk Jerman berkewarga-negaraan asing pada 2012 membayar 147,9 miliar euro lebih banyak (dalam bentuk pajak dan asuransi sosial) ketimbang yang mereka terima dalam bentuk transfer sosial, dalam sisa hidup mereka.
Menurut laporan itu, penduduk berkewarga-negaraan asing menghasilkan surplus 22 miliar euro pada tahun 2012 bagi keuangan Jerman. Dalam jangka panjang, banjir pengungsi yang kini melanda Jerman diharapkan akan menghasilkan keuntungan yang sama.
Seorang pejabat Jerman mengatakan pada hari Selasa (8/9), Jerman masih bisa menerima hingga 500.000 atau lebih pencari suaka baru setiap tahun. Tahun ini, Jerman mengharapkan untuk menerima 800.000 pengungsi dan migran. Untuk menampung sejumlah itu, Jerman diperkirakan harus mengeluarkan biaya sebanyak 10 miliar euro, menurut perkiraan pemerintah daerah. Tahun depan, para pejabat Jerman memperkirakan akan ada tambahan 460.000 orang yang berhak untuk manfaat sosial.
"Kami akan mendapat keuntungan dari ini, juga, karena kita perlu imigrasi," kata Menteri Tenaga Kerja Jerman, Andrea Nahles, sebagaimana dilansir oleh Fortune.
"Orang-orang yang datang kepada kami sebagai pengungsi harus disambut sebagai tetangga dan rekan."
Bagian dari alasan Jerman untuk memungkinkan menerima ratusan ribu migran adalah faktor demografi. Jerman adalah salah satu negara yang populasinya paling cepat menua dan menyusut. Jerman adalah salah satu negara dengan tingkat kelahiran terendah di dunia. Akibatnya, negara ini bergantung pada imigran untuk menutup kesenjangan tenaga kerja.
Menurut salah satu pakar yang dikutip dalam Deutsche Welle tahun lalu, ekonomi Jerman perlu menarik 1,5 juta migran trampil untuk menstabilkan sistem pensiun negara seiring dengan semakin banyaknya penduduk yang pensiun. Masuknya migran muda akan bisa memperbaiki rasio dependency, suatu ukuran yang membandingkan antara penduduk berusia 65 tahun dengan penduduk usia kerja berusia 15 hingga 64 tahun. Menurut perkiraan resmi saat ini, satu dari setiap tiga penduduk Jerman akan berusia lebih dari 65 tahun pada tahun 2060. Itu berarti tiap dua pekerja harus membiayai satu pensiunan.
Menurut salah satu studi dari Harvard Business School pada tahun 2011, imigran di Eropa Utara secara tradisional pada mulanya menguras sumber daya negara, meskipun upah sebagian dari mereka cenderung meningkat dari waktu ke waktu, yang memungkinkan mereka untuk berkontribusi kembali ke negara.
Pada akhirnya, apakah gelombang baru migran akan membantu kemajuan ekonomi Jerman atau justru sebaliknya, akan sangat bergantung pada ketrampilan yang mereka bawa. Banyak warga asing Jerman saat ini bekerja - orang-orang yang menciptakan surplus yang disebutkan di atas - adalah pekerja dengan ketrampilan tinggi dari negara-negara Eropa lainnya seperti Yunani. Sebaliknya, para migran yang membanjiri Jerman sekarang ini kemungkinan bukan tenaga terlatih.
Meskipun penelitian tentang hal ini masih sedikit, salah satu perkiraan menunjukkan lebih dari setengah pengungsi adalah tidak terlatih secara profesional. Itu berarti pemerintah Jerman masih harus melakukan pelatihan kepada mereka.
Albania akan Blokir TikTok Setahun
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Pemerintah Albania menyatakan akan memblokir media sosial TikTok selama s...