Suara Anak Suara Hati, dalam Peringatan Hari Anak Nasional 2013
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Hari Anak Nasional (HAN) yang diperingati setiap tanggal 23 Juli seharusnya menjadi momentum setiap pihak untuk peduli terhadap seluruh anak Indonesia, termasuk anak-anak kelompok minoritas. Dalam kondisi saat ini anak dari kelompok minoritas masih diabaikan, mereka dikucilkan, didiskriminasikan, dan dicerabut hak-haknya.
Kasus yang terjadi di Sampang, dan Madura. Ratusan anak dari kelompok Syiah harus rela haknya dirampas dengan dibakar dan dirusak rumah tinggalnya oleh segelintir kelompok hanya permasalahan perbedaan keyakinan. Kini mereka harus pergi mengungsi jauh dari tempat asalnya, terusir dari desanya.
Belum lagi masalah yang terjadi di Lombok, Nusa Tenggara Barat yang sudah tujuh tahun. Puluhan keluarga dari kelompok Ahmadiyah mengungsi di Asrama Transito bersama anak-anak mereka. Hidup di pengungsian yang penuh sesak dan berdesakkan dalam ruangan yang hanya disekat dengan gorden, hanya masalah perbedaan keyakinan dari orangtua mereka.
Inilah yang dirasakan oleh banyak anak Indonesia yang lahir dari kelompok atau komunitas minoritas di Indonesia. Hak mereka tercerabut bersamaan dengan diskriminasi yang diterima oleh orangtua mereka. Padahal anak-anak mestinya tak dilibatkan dalam konflik orang dewasa. Anak berhak tumbuh kembang tanpa rasa takut, tanpa dilabeli atribut yang bisa merugikan masa depan mereka. Tanpa perbedaan-perbedaan yang didasarkan pada pilihan-pilihan orangtua mereka.
Melihat kondisi tersebut, sejumlah lembaga dari Satuan Tugas Perlindungan Anak (Satgas PA), Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta, Aliansi Nasional Bhinneka Tunggal Ika (ANBTI), Kontras, ICRP, Yayasan PULIH, Sejuk, Sobat KBB, YLBH Universalia, Komisi Nasional Perempuan, dan Lisan mengadakan kegiatan dalam rangka memperingati Hari Anak Nasional (HAN) 2013. Acara digelar di Kanto Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta, Jalan Pangeran Diponegoro, Jakarta Pusat, Sabtu (27/7).
Acara yang bertema “ Suara Anak Suara Hati “ dihadiri oleh ratusan anak-anak dari kelompok minoritas yang bersama-sama berkumpul mengikuti acara dongeng kebersamaan, pencanangan pohon harapan, pembacaan puisi essay (sebuah pengalaman empiris anak), penampilan kreasi anak dengan menggambar, dan Tausiah Kebangsaan.
Editor : Sabar Subekti
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...