Surat Kabar Berpengaruh AS Ingin Menguji Data Panama Papers
WASHINGTON, SATUHARAPAN.COM - Sejumlah media Amerika Serikat yang tidak ikut terlibat dalam pengungkapan apa yang kini dikenal sebagai Panama Papers, kemungkinan akan diberi kesempatan mengakses data yang bocor itu.
Di antara media AS yang menyatakan ingin melihat data tersebut, adalah The New York Times dan The Washington Post.
International Consortium of Investigative Journalist (ICIJ) merupakan lembaga yang bertanggung jawab atas pengungkapan lebih dari 11,5 juta dokumen yang bocor, milik dari firma hukum Mossack Fonsenca yang berbasis di Panama. Dokumen-dokumen itu antara lain menyebut ribuan nama tokoh penguasa, selebriti, atlet dan orang penting lainnya, memiliki perusahaan offshore yang lazim digunakan untuk penghindaran pajak.
CNN melaporkan, mengutip informasi dari Variety, pada hari Rabu (6/4) ICIJ mengatakan pihaknya sedang mempertimbangkan membuka akses data mereka kepada media-media yang menginginkannya.
Kesempatan semacam itu, sebagaimana pendekatan kolektif yang dilakukan oleh ICIJ dalam mengungkapkan cerita Panama Papers, diharapkan akan mempercepat lagi pembongkaran transaksi keuangan melalui perusahaan offshore yang kini telah menjadi pembicaraan luas.
Marina Walker, wakil direktur ICIJ, mengatakan bahwa kelompok itu akan mempertimbangkan memberikan akses ke organisasi berita yang mendukung usaha pengungkapan Panama Papers.
"Kami tidak berjanji untuk memberikan akses kepada semua orang, tapi kami akan membuat keputusan berdasarkan negara dimana kita belum ada kerjasama dan keahlian mereka mungkin berguna untuk tim (kami)," kata Walker kepada Variety.
"Kami akan mempertimbangkan siapa pun," lanjut Walker. "Kami tidak hanya mempertimbangkan media besar tetapi juga mingguan kecil, jika kami memiliki alasan untuk percaya bahwa ada wartawan investigasi yang baik di sana, bahwa mereka benar-benar ingin menjadi kolaboratif, dan bahwa mereka ingin menulis cerita yang baik."
Walker tidak menanggapi permintaan CNN untuk meminta komentar.
The New York Times, The Washington Post, Bloomberg dan organisasi berita Amerika terkemuka lainnya telah memohon kepada ICIJ dalam beberapa hari terakhir untuk mendapatkan akses ke dokumen-dokumen tersebut.
Terlepas dari kenyataan bahwa ICIJ terdiri dari hampir 400 wartawan dari lebih dari 100 organisasi berita, media terkemuka Amerika sebagian besar tidak terlibat dan terkejut dengan berita kebocoran itu, yang terkuak pada hari Minggu (3/4).
Media AS yang terlibat dalam konsorsium ICIJ adalah McClatchy, The Miami Herald, The Charlotte Observer dan Univision / Fusion. Columbia University dan International Center for Journalists(ICJ) juga ikut dalam konsorsium.
Panama Papers pekan ini telah memaksaa Perdana Menteri Islandia mengundurkan diri setelah terungkap ia dan istrinya memiliki sebuah perusahaan di British Virgin Islands.
ICIJ adalah konsorsium wartawan investigatif global, terdiri dari lebih 190 jurnalis di lebih dari 65 negara yang berkolaborasi untuk mendalami cerita investigatif. Didirikan pada tahun 1997 oleh wartawan AS yang dihormati Chuck Lewis, ICIJ diluncurkan sebagai proyek dari Pusat Integritas Publik untuk menjadi lembaga pengawas jurnalisme, dengan fokus pada isu-isu ykejahatan lintas batas, korupsi, dan akuntabilitas kekuasaan.
Komite penasihat ICIJ terdiri dari beberapa nama terbesar dalam jurnalisme investigasi di seluruh dunia seperti Bill Kovach, Chuck Lewis, Rosental Calmon Alves, Phillip Knightley, Gwen Lister, Goenawan Mohamad, Reginald Chua dan Brant Houston.
Editor : Eben E. Siadari
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...