Suriah Bantah Rusia Kirim Bala Bantuan Militer
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM - Suriah membantah laporan peningkatan aktivitas militer tentara Rusia di wilayah Suriah setelah Washington menyatakan pihaknya menindaklanjuti dugaan peningkatan dukungan Moskow bagi Suriah.
Dalam wawancara dengan stasiun televise Hizbullah Al Manar hari Selasa (8/9), Menteri Informasi Suriah Omran Zohbi menyatakan laporan tersebut tidak berdasar.
“Rumor tersebut sama sekali tidak benar dan klaim yang dilontarkan beberapa hari lalu,” ujar Zohbi menanggapi laporan peningkatan bantuan militer Rusia, yang merupakan sekutu Presiden Suriah Bashar al-Assad.
“Tidak ada tentara Rusia, tidak ada aktivitas militer Rusia di wilayah Suriah baik di darat, laut maupun udara,” tegas Zohbi.
Moskow mengatakan bantuan kepada Damakus merupakan hal lumrah. Rusia memiliki pangkalan angkatan laut di pelabuhan Tartus, Suriah, yang dibangun pada era Uni Soviet.
NATO Khawatir
Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg menyuarakan kekhawatiran atas laporan peningkatan kehadiran militer Rusia di Suriah, memperingatkan bahwa dukungan apa pun untuk Bashar Al-Assad akan dapat memperparah konflik berdarah.
“Ya, saya khawatir dengan laporan bahwa Rusia mungkin mengerahkan personel militer dan pesawat ke Suriah,” ujar Stoltenberg hari Selasa (8/9) dalam sesi tanya jawab di laman Facebook miliknya, menanggapi pertanyaan yang diajukan oleh AFP.
“Dukungan militer apa pun untuk rezim Assad dapat memperparah konflik, memicu kematian lebih banyak orang,” ungkapnya.
Komentarnya diungkapkan beberapa jam setelah anggota NATO Bulgaria mengatakan pihaknya menolak pesawat Rusia untuk melintasi wilayah udaranya pada akhir pekan lalu, di tengah berkembangnya kekhawatiran AS bahwa Moskow tengah meningkatkan dukungan militer untuk Assad.
Pada Kamis pekan lalu, Gedung Putih mengatakan pihaknya masih menindaklanjuti laporan Rusia melakukan operasi militer di Suriah dan memperingatkan bahwa tindakan semacam itu akan “merusak stabilitas dan kontraproduktif.”
Menteri Luar Negeri AS John Kerry menghubungi Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov melalui telepon pada akhir pekan untuk mengingatkan bahaya bila memperparah konflik yang sudah merenggut hampir 250.000 nyawa.
Rusia menolak tuduhan itu, menegaskan bahwa pengiriman senjata apa pun untuk sekutu Presiden Suriah Bashar al-Assad tidak melampaui jumlah pengiriman pada biasanya. (AFP)
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...