Suriah Tuduh Turki Kerja Sama dengan Teroris
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM - Suriah menuduh bahwa Turki terkait dengan kelompok teretoris Daesh (atau negara Islam / ISIS). Bukti baru telah muncul untuk mendokumentasikan hubungan erat antara rezim Turki dan organisasi teroris Daesh, menurut laporan kantor berita setempat, SANA, Senin (21/10).
Bukti itu menegaskan peran jahat yang telah dimainkan oleh rezim Turk dalam mensponsori organisasi teroris dan menggunakannya dalam mengimplementasikan agendanya di Suriah dan Irak.
Tuduhan itu merupakan informasi sebaliknya dari Turki, di mana serangan ke Suriah timur laut disebutkan sebagai untuk melenyapkan kelompok teroris Kurdi dan juga Daesh.
Menurut SANA yang mengutip sumber-sumber lokal di pedesaan Raqqa mengungkapkan bahwa pasukan rezim Turki, selama agresi mereka di wilayah Suriah di timur laut, berada dalam koordinasi langsung dengan ratusan teroris Daesh. Mereka berada bersama dengan keluarga mereka di sejumlah kamp yang disiapkan untuk mereka oleh pasukan pendudukan Amerika Serikat dan beberapa kelompok sekutu mereka.
Seorang pengawas Kamp Ein Issa di pedesaan barat laut Raqqa, tempat tinggal ribuan warga sipil dan ratusan teroris Daesh, ditemukan bahwa sejak awal agresi Turki di tanah Suriah, rezim Erdogan membombardir bagian kamp yang didedikasikan untuk warga sipil dan tidak pernah menembaki bagian lain di mana ada teroris.
Sebaliknya, rezim Turki membuat kontak dengan para teroris dengan tujuan menyelundupkan mereka ke daerah lain di bawah kendali pasukan dan tentara bayarannya, kata laporan SANA.
Pengawas menunjukkan bahwa para teroris dan keluarga mereka dipindahkan ke tempat-tempat baru yang hanya diketahui oleh rezim Turki dan tentara bayarannya dan mungkin oleh Amerika Serikat.
Pemindahan Tahanan Teroris
Laporan media dari Provinsi Hasaka mengatakan bahwa, sejak awal rezim Turki, pasukan pendudukan AS memindahkan, dalam beberapa kelompok, sejumlah pemimpin Daesh dan sekitar 1.000 perempuan, yang merupakan istri dari anggota organisasi teror ini, ke Irak.
SANA menyebutkan bahwa baru-baru ini, sebuah video mengungkapkan kerja sama antara rezim Erdogan dan organisasi teroris Daesh menjadi viral di media sosial. Video itu memperlihatkan sejumlah teroris Daesh yang ditemani oleh pasukan Erdogan dan tentara bayaran sambil mengklaim bahwa mereka adalah prajurit "Khalifa Ottoman".
Bukti tentang hubungan rezim Erdogan dengan kelompok-kelompok teroris di Suriah bukanlah hal baru, karena sejak awal perang teroris di Suriah, rezim Turki telah mengizinkan ribuan teroris bayaran untuk menyusup ke Suriah melintasi perbatasan Turki untuk memerangi negara Suriah setelah menerima pelatihan di kamp-kamp yang disediakan untuk mereka oleh rezim Erdogan di dekat perbatasan.
Editor : Sabar Subekti
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...