Surplus Neraca Perdagangan Bawa Rupiah Menguat Selasa Pagi
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Surplus neraca perdagangan Indonesia pada Oktober 2015 rupanya memberikan dampak positif terhadap nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta. Pada Selasa (17/11) pagi, rupiah bergerak menguat 53 poin menjadi Rp 13.696 dibandingkan posisi sebelumnya di posisi Rp 13.749 per dolar AS.
"Selain sentimen data neraca perdagangan Indonesia, faktor teknikal menambah dorongan bagi mata uang rupiah kembali mengalami penguatan di tengah sentimen perlambatan ekonomi global," kata Pengamat pasar uang Bank Himpunan Rully Nova pada hari Selasa (17/11).
Di sisi lain, lanjut dia, dampak kecemasan terkait serangan teror di Paris yang membayangi perdagangan aset-aset berisiko pada hari Senin (16/11) kemarin juga sudah mulai mereda.
Kendati demikian, menurut Rully, pelaku pasar diharapkan tetap mewaspadai hasil pidato gubernur bank sentral Eropa yang masih mengindikasikan pelambatan serta perekonomian Tiongkok yang juga melambat, kondisi itu dapat mempengaruhi laju mata uang rupiah.
"Kondisi ekonomi global yang masih cenderung melambat membuat pelaku pasar keuangan tetap mengambil langkah hati-hati untuk masuk ke aset berisiko," katanya.
Di sisi lain, lanjut Rully Nova, pelaku pasar juga sedang menanti pengumuman hasil rapat Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) AS periode Oktober 2015 lalu. Hasil rapat itu akan dicermati pasar terutama mengenai prospek kenaikan suku bunga AS pada bulan Desember 2015.
Dari dalam negeri, ia mengatakan bahwa pelaku pasar juga sedang menanti arah kebijakan Bank Indonesia. Sedianya, Bank Indonesia akan mengumumkan tingkat suku bunga acuan (BI rate pada Selasa ini (17/11). (Ant)
Editor : Eben E. Siadari
Albania akan Blokir TikTok Setahun
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Pemerintah Albania menyatakan akan memblokir media sosial TikTok selama s...