Swedia Beri Izin Tinggal Permanen Pengungsi Suriah
SWEDIA, STUHARAPAN.COM – Warga Suriah yang datang ke Swedia sebagai pengungsi mendapatkan izin tinggal permanen di negara itu. Dewan Imigrasi Swedia telah membuat keputusan tersebut mengingat akibat krisis yang terjadi di Suriah. Demikian dilaporkan berita radio Swedia.
Swedia adalah negara pertama di Uni Eropa yang memberikan tempat tinggal permanen bagi pengungsi Suriah. Keputusan ini diambil, karena Dewan Imigrasi menganggap situasi keamanan di Suriah menjadi ekstrem dan solusi damai tampaknya masih jauh.
"Konflik dapat dikatakan memburuk. Kami percaya bahwa hal itu tidak akan cepat berakhir di masa mendatang. Jadi kami membuat perubahan praktis. Hukum Internasional memungkinkan kita untuk memberi mereka tempat tinggal permanen dan itu adalah keputusan yang telah kita buat," kata Anders Danielsson dari Dewan Imigrasi Swedia.
Boleh Membawa Kerabat
Setahun lalu, dewan ini memberikan pengungsi Suriah izin tinggal tiga tahun. Sekarang, 8.000 pengungsi lebih Suriah yang memiliki izin tinggal sementara dapat tinggal di Swedia untuk selamanya. Mereka juga bisa membawa keluarga mereka.
"Hal itu mungkin memiliki konsekuensi besar bagi seorang individu, untuk bersatu kembali dengan keluarganya, " kata Anders Danielsson.
"Setiap anggota keluarga di Suriah atau negara-negara tetangga dapat mendatangi kedutaan Swedia setempat untuk mendapatkan visa, dan mendapatkan perlindungan di Swedia," kata dia menambahkan.
Saat ini tidak kedutaan Swedia di Suriah tidak beroperasi, dan kerabat mereka yang telah memperoleh izin tinggial disarankan untuk pergi ke Lebanon atau negara tetangga lainnya sebagai pengungsi .
Sejauh ini, 1.600 warga Suriah memiliki izin tinggal sementara di Swedia, dan telah mengontak dewan untuk membawa anggota keluarga mereka yang terpisah. Salah satunya adalah Hanna Yakub yang datang 11 bulan lalu tanpa kedua anaknya. Dia mengatakan bahwa anaknya berusia dua tahun dan memiliki masalah kesehatan jantung serta membutuhkan operasi.
Pendatang Ilegal
Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) menyebutkan konflik bersenjata di Suriah menyebabkan arus pengungsi terburuk sepanjang 20 tahun terakhir. Lebih dari dua juta warga mengungsi, dan separohnya adalah anak-anak. Diperkirakan sekitar 4,5 juta orang terlantar dan terpisah dari kerabat di Suriah.
Konflik di sana diperkirakan telah menewaskan lebih dari 200.000 orang, dan setiap hari sedikitnya 6.000 orang meninggalkan Suria. Namun sejauh ini belum ada tanda-tanda adanya penyelesaian secara politis.
Negara-negara Eropa termasuk yang menjadi tujuan bagi pengungsi Suriah. Namun kebanyakan hanya memberikan izin tinggal sementara untuk satu tahun. Di antara sekitar 2 juta p[engungsi Suriah, diperkirakan ada 45.000 yang lari ke Negara Eropa secara illegal. (swerigesradio.se)
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...