Taliban Gantung Mayat Penculik di Tengah Kota
KABUL, SATUHARAPAN.COM-Taliban menggantung mayat empat penculik menggunakan crane setelah membunuh mereka dalam baku tembak di kota Herat, Afghanistan barat pada hari Sabtu (25/9), kata seorang pejabat senior.
Wakil Gubernur Provinsi Herat, Mawlawi Shir Ahmad Muhajir, mengatakan, mayat para pria itu dipajang di berbagai tempat umum pada hari yang sama dengan pembunuhan untuk memberikan “pelajaran” bahwa penculikan tidak akan ditoleransi.
Gambar yang diposting ke media sosial menunjukkan tubuh berlumuran darah di bagian belakang truk pick-up sementara derek mengangkat satu orang.
Kerumunan orang melihat ketika pejuang Taliban bersenjata berkumpul di sekitar kendaraan.
Video lain menunjukkan seorang pria yang digantung dengan derek di bundaran besar di Herat dengan tanda di dadanya bertuliskan: "Penculik akan dihukum seperti ini."
Pertunjukan di beberapa alun-alun di kota itu adalah hukuman publik paling terkenal sejak Taliban berkuasa bulan lalu, dan merupakan tanda bahwa garis keras akan mengadopsi tindakan menakutkan yang serupa dengan aturan mereka sebelumnya dari tahun 1996 hingga tahun 2001.
Muhajir mengatakan pasukan keamanan diberitahu seorang pengusaha dan putranya telah diculik di kota itu pada Sabtu (25/9) pagi.
Polisi menutup jalan-jalan keluar kota dan Taliban menghentikan orang-orang itu di sebuah pos pemeriksaan, di mana "tembak-menembak terjadi," katanya.
"Akibat pertempuran beberapa menit, salah satu Mujahidin kami terluka dan keempat penculik tewas," kata Muhajir dalam sebuah rekaman pernyataan yang dikirim ke AFP.
“Kami adalah Imarah Islam. Tidak ada yang harus menyakiti bangsa kami. Tidak ada yang harus menculik,” katanya dalam klip video.
Muhajir menambahkan bahwa sebelum insiden hari Sabtu telah terjadi penculikan lain di kota itu, dan Taliban menyelamatkan seorang anak laki-laki.
Satu penculik tewas dan tiga lainnya ditangkap, katanya, meskipun dalam kasus lain Taliban “gagal dan para penculik mendapatkan uang.”
“Kami sangat sedih karena selama kami berada di Herat, orang-orang kami diculik,” kata Muhajir.
“Agar menjadi pelajaran bagi penculik lain untuk tidak menculik atau melecehkan siapa pun, kami menggantung mereka di alun-alun kota dan menjelaskan kepada semua orang bahwa siapa pun yang mencuri atau menculik atau melakukan tindakan apa pun terhadap orang-orang kami akan dihukum.” (AFP)
Editor : Sabar Subekti
AS Laporkan Kasus Flu Burung Parah Pertama pada Manusia
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Seorang pria di Louisiana, Amerika Serikat, menderita penyakit parah perta...