Tandatangani MoU Rusunami, Ahok Beri Syarat Perumnas
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama dan Direktur Utama Perum Perumnas Himawan Arief Sugoto melakukan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara Perum Perumnas dengan Pemprov DKI Jakarta tentang pengalokasian konsumen yang menggunakan fasilitas subsidi pemerintah dalam rangka kepemilikan rumah susun sederhana milik (rusunami) Cengkareng.
Gubernur yang akrab disapa Ahok ini sebelumnya memang berencana tidak akan lagi membangun rusunami karena identitas kepemilikannya tidak dapat terpantau dengan baik. Namun, pembangunan rusunami oleh Perumnas dikatakan Ahok tak bias ditolak karena pembangunan ini termasuk program pemerintah pusat.
Menurut Ahok, perizinan pembangunan rusunami di wilayah Cengkareng, Jakarta Barat akan diberikan asalkan Perumnas memiliki visi yang sama dengan Pemprov DKI, yakni unit rusun tak dilimpahkan pada investor. Ahok menegaskan agar sasaran penghuni rusunami ini tepat dimanfaatkan bagi warga tak mampu. Ahok tak ingin rusunami dibeli investor dan justru membuat stimulus perekonomian macet.
“Makanya saya minta kita mesti ada perjanjian bahwa nanti yang beli diharapkan betul-betul orang yang menghuni, tidak boleh orang-orang yang berspekulasi, apalagi sekali beli 100. Di Kalibata City ada yang sekali beli 100 pakai nama orang lain, termasuk yang di Benhil,” ujar Ahok di Balai Kota, Jakarta Pusat, Selasa (28/4) pagi.
Sementara, Direktur Utama Perumnas Himawan Arief Sugoto mengatakan warga yang akan menempati rusunami nantinya dikenai persyaratan perhitungan penghasilan, belum pernah mendapat subsidi, dan urgensi kebutuhan tempat tinggal. Perbankan penyalur pun akan menyeleksi warga calon penghuni rusunawi.
Rusunami menurutnya dibangun untuk mewujudkan keberpihakan pemerintah kepada masyarakat yang membutuhkan.
“Kualitasnya akan kami jamin, tidak kalah dengan apartemen. Tentunya tidak semewah aprtemen yang lain, tapi sekuat apartemen mewah,” ujar Himawan.
Rusunami per unit tipe 36 meter rencananya akan dijual dengan harga Rp 9 juta per meter atau sekitar Rp 330 juta per unit. Harga unit ini sudah termasuk subsidi dari pemerintah pusat.
“Karena kami BUMN jadi kami ikut membantu walaupun kami minimalis sekali, tapi yang penting misi ini berjalan dan kami tidak rugi,” kata Himawan.
Perumnas berencana akan membangun sebanyak 5.400 unit atau 18 tower di wilayah tersebut dalam empat tahun ke depan. Namun dalam dua tahun ini, Perumnas memasang target akan menyelesaikan lima tower.
Peletakan batu pertama akan dilakukan esok, Rabu (29/4) bersama dengan Gubernur DKI, serentak dengan peletakan batu pertama di Semarang yang akan dihadiri oleh Presiden RI Joko Widodo (Jokowi).
Editor : Bayu Probo
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...