Tangani Kekerasan Seksual, Utusan PBB Kunjungi Suriah
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM – Seorang utusan dari PBB akan berangkat ke Irak dan Suriah pekan ini, untuk menangani masalah pemerkosaan, perbudakan seks, dan kekerasan seksual lainnya, yang dilakukan para ekstremis semacam Islamic State (NIIS).
Zainab Hawa Bangura, utusan khusus yang menangani kekerasan seksual di area konflik, juga akan melakukan perjalanan ke Yordania, Turki, dan Lebanon dalam kunjungan pertamanya ke Timur Tengah.
Bangura mengatakan kepada Dewan Keamanan pada Rabu (15/4), kunjungannya tersebut akan dilakukan berdasarkan latar belakang adanya tren bencana baru, yaitu penggunaan kekerasan seksual sebagai “taktik teror kelompok-kelompok ekstremis”.
Sebuah laporan dari PBB yang dirilis pekan ini, menunjukkan anggota NIIS dan militan lainnya, menggunakan kekerasan seksual sebagai bagian dari strategi mereka untuk meneror warga sipil, mengusir penduduk, dan menghasilkan pendapatan.
Nasib perempuan dan anak-anak perempuan dari minoritas Yazidi Irak, telah meningkatkan kekhawatiran setelah ratusan dari mereka yang ditangkap NIIS dijual di pasar terbuka, sebagai budak seks tahun lalu.
Laporan tersebut mencatat “peningkatan signifikan” jumlah kasus kekerasan seksual di Suriah, dengan para korban yang diculik dari Irak dijual di pasar-pasar di wilayah kekuasaan NIIS di Suriah.
Dalam beberapa bulan terakhir, sekitar 1.500 warga sipil meliputi banyak wanita dan anak-anak Yazidi dipaksa menjadi budak seks, kata laporan tersebut.
Bangura, ditunjuk sebagai utusan khsusus PBB tiga tahun lalu, untuk memfokuskan perhatian internasional terhadap kejahatan yang dianggap sebagai imbas dari perang.
Diplomat asal Sierra Leone itu, mendesak dewan untuk mempertimbangkan penambahan kekerasan seksual sebagai kriteria dalam menetapkan sanksi.(AFP/Ant)
Editor : Sotyati
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...