Teladan Kamis Putih
Memberitakan kematian Tuhan berarti bersikap dan bertindak sebagaimana manusia merdeka.
SATUHARAPAN.COM – ”Mengertikah kamu apa yang telah Kuperbuat kepadamu? Kamu menyebut Aku Guru dan Tuhan, dan katamu itu tepat, sebab memang Akulah Guru dan Tuhan. Jadi jikalau Aku membasuh kakimu, Aku yang adalah Tuhan dan Gurumu, maka kamu pun wajib saling membasuh kakimu; sebab Aku telah memberikan suatu teladan kepada kamu, supaya kamu juga berbuat sama seperti yang telah Kuperbuat kepadamu” (Yoh. 13:13-15)
Jelas di sini, Yesus ingin para murid-Nya—atau orang-orang yang mengaku Yesus sebagai Guru dan Tuhan—meneladani sikap dan perbuatan-Nya. Kalau kita menyebut Orang Nazaret itu Tuhan, kalimat langsung tadi akan menjadi norma.
Pada titik ini, kita bisa memahami mengapa Yesus tidak membasuh seluruh tubuh Petrus. Sang Guru ingin bahwa Sang Murid tidak hanya menerima pembasuhan bagi diri sendiri, dan selama-lamanya, tetapi karena Sang Guru ingin Petrus mengikuti jejak-Nya. Teladan-Nya memang bukan hanya untuk ditonton, tetapi untuk dilakukan. Mengapa? Karena Dia adalah Guru dan kita murid-Nya. Karena Dia adalah Tuhan dan kita hamba-Nya.
Pemazmur bertanya: ”Bagaimana akan kubalas kepada TUHAN segala kebajikan-Nya kepadaku” (Mzm. 116:12). Dan pemazmur sendiri menjawab: ”Aku akan mengangkat piala keselamatan, dan akan menyerukan nama TUHAN, akan membayar nazarku kepada TUHAN di depan seluruh umat-Nya” (Mzm. 116:13-14). Di sini pemazmur bicara soal persembahan. Hidupnya adalah persembahan.
Sedangkan, Paulus mengajak jemaat di Korintus, juga kita sekarang, ”untuk memberitakan kematian Tuhan”. Kamis Putih mengajak kita untuk memberitakan kematian Tuhan. Memberitakan kematian Tuhan berarti siap melakukan yang terbaik untuk orang-orang di sekitar kita. Memberitakan kematian Tuhan berarti tidak itung-itungan. Perhatikan, Yesus pun juga tidak itung-itungan. Bukankah Dia Guru, bukankah dia Tuhan?
Memberitakan kematian Tuhan berarti siap menjadi jalan bagi orang lain agar merasakan pula kasih Kristus. Memberitakan kematian Tuhan berarti bersikap dan bertindak sebagaimana manusia merdeka, sebagaimana Kristus. Memberitakan kematian Tuhan berarti memahami bahwa kemerdekaan—mengutip Fridolin Ukur—adalah sebuah hak dengan sejuta kewajiban.
Ya, kemerdekaan adalah sebuah hak dengan sejuta kewajiban.
Email: inspirasi@satuharapan.com
Editor : Yoel M Indrasmoro
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...